Bila sudah begitu, apakah masih bernilai harganya? Adakah kekayaan akan bisa menyelamatkannya? Wallahu a’lam bish-shawab.
Wanita
Kisah cinta para nabi memang menarik untuk diikuti serta diteladani.
Salah satu kisah cinta nabi yang bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya adalah kisah cinta fenomenal antara Nabi Yusuf AS dan Zulaikha.
Nabi Yusuf dikenal sebagai sosok laki-laki yang sangat tampan. Bahkan, ketampanannya itu bisa memesona para perempuan termasuk salah satunya istri majikannya sebelum ia menjadi seorang nabi, yaitu Zulaikha.
Kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha sendiri banyak dijelaskan oleh para ahli tafsir dalam berbagai kitabnya.
Salah satunya karya Imam Al-Qurthubi, yaitu al-Jami’li Ahkam Al-Qur’an.
Awal pertemuan Nabi Yusuf dan Zulaikha bukan terjadi lewat pesta-pesta mewah atau berpapasan di sebuah jalan. Melainkan karena sang nabi merupakan budak yang kemudian diangkat menjadi anak oleh Qithfir, yang merupakan suami dari Zulaikha.
Dalam beberapa kisah dikatakan bahwa Qithfir merupakan seorang Menteri Keuangan di negara Mesir yang memiliki pengaruh cukup kuat.
Singkat cerita, Nabi Yusuf kemudian tinggal di istana bersama keluarga angkatnya.
Zulaikha lalu terpedaya dengan pesona dan ketampanan Nabi Yusuf.
Bahkan, dikatakan pula bahwa Zulaikha sering memuji-muji Yusuf mulai dari rambutnya yang indah hingga wajahnya yang tampan.
Zulaikha berkata kepada Yusuf AS; “Wahai Yusuf, betapa indah rambutmu.” Yusuf menjawab; “Ia adalah yang pertama kali akan gugur dari badanku.”
Zulaikha kembali berkata; “Wahai Yusuf, betapa tampan wajahmu.” Yusuf juga menjawab; “Itu akan menjadi makanan tanah, dan akan terus demikian sampai ia menelannya.”
Zulaikha adalah cobaan terberat bagi Nabi Yusuf.
Sebagai laki-laki, Nabi Yusuf juga memiliki nafsu, terlebih Zulaikha adalah perempuan yang begitu cantik jelita.
Bahkan, diketahui Zulaikha sering berhias secantik mungkin untuk menggoda iman Nabi Yusuf.
Usaha Zulaikha untuk menggoda Nabi Yusuf ternyata tak sia-sia, Yusuf seperti tak tahan godaan dan terpesona dengan Zulaikha.
Keduanya lalu masuk rumah dan mengunci pintu. Yusuf pun mulai menanggalkan celananya, dan hampir terpedaya ajakan Zulaikha.
Namun, tiba-tiba bayangan Ya’qub berdiri di rumah, menggigit jarinya sambil berkata; “Wahai Yusuf, janganlah kamu melakukannya (berbuat mesum dengannya), karena perumpamaanmu selama kamu tidak melakukannya adalah seperti burung di langit yang tidak memiliki kekuatan, dan perumpamaanmu jika kamu melakukannya adalah seperti ia mati dan jatuh ke bumi karena tidak mampu mempertahankan dirinya.”
Yusuf pun kemudian mengikat kembali celananya dan sangat ingin pergi keluar, namun Zulaikha menangkapnya dan memegang ujung gamisnya dari belakang.
Setelah itu, Zulaikha menyobek gamis Yusuf sampai terlepas darinya.
Yusuf pun menjauhinya dan bergegas menuju pintu. Penolakan Yusuf itu kemudian membuatnya di penjara karena berbagai fitnah.
Zulaikha menutup aibnya dengan menjatuhkan semua kesalahan pada Yusuf, dan meminta sang suami untuk memenjarakan Yusuf dalam waktu yang sangat lama.
Namun setelah itu, suami Zulaikha meninggal dan Zulaikha pun seketika menjadi miskin, penglihatannya pun menghilang dikarenakan tangisan panjang terhadap Yusuf.
Nasib juga membuat Zulaikha menjadi pengemis.
Setelah sekian lama Nabi Yusuf dipenjara tibalah waktu ia dibebaskan.
Nabi Yusuf pun akhirnya menjadi pejabat negara, bahkan menjadi pengganti raja sebelumnya yang telah meninggal.
Singkat cerita, Nabi Yusuf dipertemukan kembali dengan Zulaikha. Zulaikha pun berkata; “Maha Suci Allah SWT yang mengubah seorang raja menjadi budak karena dosa yang dilakukannya, dan mengubah seorang budak menjadi raja karena ketaatannya.”
Yusuf pun berkata; ”Siapa itu?.” Kemudian orang-orang membawa Zulaikha ke hadapannya.
Dan Zulaikha berkata; “Aku pernah mengurusmu dengan sepenuh hati, menyisir rambutmu dengan tanganku, dan membesarkanmu di rumahku. Aku telah memuliakanmu.
Akan tetapi, kebodohanku telah mengubah semuanya, sehingga aku hancur. Hartaku habis, kemuliaanku hancur, kehinaan menguasaiku dan pengelihatanku hilang.
Setelah aku jatuh dari kedudukanku, kini aku menjadi orang yang dikasihani. Aku meminta-minta belas kasihan orang-orang.
Ada yang kasihan melihatku, dan ada yang tidak. Inilah balasan bagi orang-orang yang membuat kerusakan.” Semoga bermanfaat. *
Penulis adalah Ketua Harian Pengurus Nasional Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI)
Discussion about this post