
SETELH selesai Pilkada dan Pilpres 2024, publik di tanah air di pertontonkan dengan sosok Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota terpilih yang tanpa di dampingi istri, tetapi berbanding lurus dengan fenomena itu, fenomena lain juga sangat transparan mempertontonkan para gubernur, bupati dan walikota terpilih yang memiliki istri (ratu) lebih dari satu.
Sangat menarik untuk disoroti dan dianalisis tentang fenomena ini oleh karena dampaknya ke masyarakat dan menjadi perbincangan publik menarik tanpa akhir.
Kasus Ridwan Kamil (RK) yang muncul ke publik akhir-akhir ini menjadi tanda tanya besar, mengapa RK di isukan memiliki perempuan hasil selingkuh?
Sekalipun RK menepisnya, tetapi dari berbagai kajian dan analisis sebagaimana pernah diungkapkan Bambang Widjayanto saat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK Era Abraham Samad sebagai Ketua) pernah mengungkapkan bahwa setiap pejabat pemerintahan yang terkena kasus korupsi PASTI ada perempuan / wanita di belakangnya.
Penemuan dan analisis ini telah menjadi kesimpulan permanen dari berbagai kasus-kasus korupsi di Indonesia, dimana wanita / perempuan Indonesia telah memberikan kontribusi dan partisipasi terhadap masuknya para pejabat pemerintahan ini kedalam penjara.
Jika RK nanti ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Bank Jabar dan Banten (BJB) maka isu RK memiliki wanita atau perempuan lain selain istrinya saat ini sudah dapat dipastikan benar adanya dan meyakinkan publik.
Presiden Jokowi merasa kaget ketika rumah Pribadi RK di geledah oleh KPK, karena dalam pandangan Presiden ke 7 itu, RK adalah sosok pemimpin yang bermoral, santun dan berakhlak.
Tidak ada yang menyangka bila RK memiliki wanita idaman lain karena ia telah memiliki istri yang cantik, punya anak dan sukses memimpin Jawa Barat. Coba kita kembali melihat sosok Pemimpin sekelas Prabowo, yang selama ia berpisah dengan putri Soeharto itu, tidak pernah terkena isu memiliki wanita lain.
Prabowo tanpa ratu sangat efektif dalam mengungkapkan rencana-rencana besar dan strategis untuk Indonesia kedepan.
Mungkin saja bila ia didampingi seorang istri tak akan punya keberanian dalam menggagas ide-ide besar dibidang ekonomi dan pemberantasan korupsi. Tanpa pasangan, secara sosiologis dan psikologis seseorang lebih efektif dalam melakukan aktivitas, apalagi sebagai Presiden.
Prabowo ingin seperti Soekarno dan Soeharto tetapi ia tidak mengikuti gaya soekarno yang punya banyak istri, lebih memilih seperti Soeharto yang selama 32 tahun tak pernah di isukan memiliki wanita selain Ibu Tien.
Prabowo kelihatannya lebih happy memilih tanpa pendamping, sekalipun ada desakan dari berbagai kelompok masyarakat yang menginginkan Prabowo segera punya pendamping.
Akan menjadi trend kedepan banyak pemimpin di negeri ini yang akan memilih tanpa pendamping tetapi sahwat menjadi pemimpin sangat kuat dan itu dimulai dari Prabowo.
Trend ini tampak terlihat diikuti oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Publik terpesona melihat KDM (Kang Dedi Mulyadi) yang dengan segudang ide dan gagasan mulai merombak tatanan pemerintahan Jawa Barat yang selama ini penuh dengan ketimpangan.
Jalan mulus KDM dalam memimpim Jawa Barat akan banyak di tentukan oleh pendamping (ratu).
Secara sosiologis dan psikologis, bila KDM tanpa seorang ratu Jawa Barat akan lebih efektif memimpin Jawa Barat dari pada ia harus di desak untuk punya pendamping.
Dan kelihatannya KDM akan lebih memilih mengikuti gaya Presiden Prabowo dari pada harus cepat-cepat memiliki pendamping. Demikian pula, dengan sosok Ahmad Lutfhi yang lebih memilih tanpa pendamping dari pada harus punya pendamping. Tanpa ratu: prabowo, KDM, dan Ahmad Lutfhi tetap menjadi raja yang efektif.
Banyak Kepala Daerah Memiliki Istri Lebih Dari Satu
Argumentasi yang menyebutkan bahwa banyak wanita-wanita di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar masuknya para pejabat negara atau pejabat pemerintahan masuk kedalam bui merupakan pernyataan yang sangat meyakinkan publik (Bambang Widjayanto: 2012).
Berbanding lurus dengan fenomena tersebut, banyak Kepala Daerah yang sedang menjabat atau terpilih sebagai gubernur, Bupati dan walikota yang justru memiliki istri lebih dari satu tetapi tetap mempertahankan kelanggengan nya menjadi Kepala Daerah.
Dapat disebutkan disini, Bupati Banggai Amirudin Tamoereka memiliki istri 3 bahkan 4 tetapi sang Bupati tetap melanggeng menuju dua periode.
Sebuah prestasi politik dari Bupati Banggai ini yang mempertontonkan memiliki istri lebih dari satu dan tetap berkuasa.
Tetapi banyak orang lupa bahwa suatu waktu kepemimpinan nya akan dijatuhkan oleh rakyat dan khususnya dijatuhkan oleh wanita-wanita idaman lainnya nya.
Siapa yang tak mengenal Syahrul Yasin Limpo (SYL), ia pernah menjabat Bupati, wakil Gubernur Sulsel dan menjadi Gubernur Sulsel dua periode, bahkan menjadi Menteri pertanian di era Presiden Jokowi, tetapi SYL harus masuk bui dalam kasus di kementerian pertanian yang setelah di kaji dan dianalisis oleh aparat penegak hukum (APH), SYL memiliki wanita simpanan.
Wanita-wanita simpanan inilah yang menjatuhkan reputasi Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kita masih ingat beberapa waktu yang lalu, kasus yang menimpa mantan gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba yang harus tertangkap OTT KPK, karena ada segudang wanita yang menjadi piaraan nya.
Dengan bukti-bukti kuat yang telah di paparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa para kepala daerah yang menyia-nyiakan istrinya akan terperangkap dan masuk penjara.
Yang tadinya aib para kepala daerah tersembunyi dan terkubur, tetapi ketika mereka menyia-nyiakan istri dan anak-anaknya maka tinggal menunggu waktu mereka akan berhadapan dengan aparat penegak hukum (APH).
Kelemahan Pemimpin Di Indonesia Adalah Uang Dan Perempuan
Penulis pernah bertemu dengan mantan gubernur dan mantan Bupati di salah satu daerah (dirahasiakan karena sangat privat) yang saat ini sedang mendekam di penjara karena kasus korupsi.
Baik mantan gubernur maupun mantan Bupati menjelaskan bahwa mereka bisa menghindari narkoba, judi bahkan kejahatan lainnya termasuk menghindari korupsi, tetapi mereka sulit membendung atau ketahanan iman mereka runtuh ketika berhadapan dengan rayuan wanita cantik.
Fakta ini menginspirasi perkataan Umar Bin Khatab yang menyatakan bahwa ia lebih baik berada di belakang seribu ekor harimau dari pada harus berada di belakang seorang wanita. Laki-laki pada umumnya kalah dengan perempuan.
Hitler saja yang sangat ditakuti dan disegani tetapi jatuh di tangan wanita. Firaun, haman dan korun juga dalam sejarahnya dijatuhkan kepemimpinannya oleh para wanita.
Banyak wanita telah memberikan andil yang sangat besar dalam menjatuhkan reputasi para pemimpin di negeri ini.
Sejarah akan berulang bahwa perempuan-perempuan terbaik akan menegakkan sebuah negara bahkan memakmurkan negara, sebaliknya perempuan-perempuan buruk akan menjatuhkan dan meruntuhkan negara nya.
Sebagaimana hadist nabi menyebutkan bahwa wanita itu adalah tiang negara. *
Penulis adalah: Arsiparis Ahli Utama Kementerian Dalam Negeri
Discussion about this post