6). Peningkatan Akses Pendidikan dan Kesehatan
Sebagai provinsi baru, Sulawesi Timur dipastikan akan menjadi lokasi pengembangan institusi pendidikan tinggi negeri, rumah sakit rujukan provinsi, dan pusat pelatihan vokasional. Ini akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan tersebut.
7). Peluang Kepemimpinan Lokal
Dengan pembentukan provinsi baru, anak-anak daerah memiliki peluang lebih besar untuk tampil sebagai pemimpin mulai dari gubernur, kepala dinas, hingga rektor dan direktur rumah sakit. Ini akan mendorong meritokrasi dan regenerasi kepemimpinan berbasis lokalitas.
8). Pemerataan dan Penguatan Kawasan Timur Sulawesi Tengah
Sulawesi Timur tidak hanya akan memperpendek rentang kendali pemerintahan, tetapi juga memperkuat daya tawar kawasan timur dalam skema pembangunan nasional. Wilayah ini akan lebih diperhitungkan dalam kebijakan strategis pusat.
Jika AT–FM mampu merealisasikan pemekaran ini sebelum 2029, itu akan menjadi pencapaian monumental dan sejarah baru bagi masyarakat Banggai. Luwuk tak lagi hanya kota transit, melainkan akan menjelma sebagai pusat pertumbuhan dan pemerintahan masa depan.
AT-FM butuh keterlibatan Gubernur Anwar Hafid dalam Ikhtiar Besar Mewujudkan Provinsi Sulawesi Timuri
Ditengah dinamika pembangunan yang terus berkembang, satu capaian monumental berhasil ditorehkan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, pada periode pertamanya mengakselerasi lahirnya Provinsi Sulawesi Timur (Sultim).
Pemekaran ini bukan hanya sekadar agenda administratif, melainkan jawaban atas aspirasi puluhan tahun masyarakat di wilayah timur Sulawesi Tengah yang merindukan pemerataan pembangunan dan penguatan pelayanan publik.
Sejak awal masa jabatannya, Anwar Hafid menunjukkan komitmen yang kuat terhadap agenda pemekaran ini.
Dengan pendekatan politik yang cermat dan komunikasi yang intens dengan pemerintah pusat, DPR RI, serta Kementerian Dalam Negeri, ia berhasil memecah kebuntuan yang selama bertahun-tahun menjadi penghambat lahirnya provinsi baru.
Anwar memahami betul bahwa pembangunan yang terlalu terpusat di Palu menyisakan ketimpangan yang cukup tajam antara wilayah barat dan timur Sulawesi Tengah.
Wilayah Banggai, Banggai Kepulauan, Banggai Laut, dan Morowali Utara memiliki potensi besar, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, namun seringkali terhambat oleh akses layanan pemerintahan dan infrastruktur.
Pemekaran menjadi jawaban strategis untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan serta mempercepat laju pembangunan.
Langkah-langkah konkret yang diambil Gubernur Anwar Hafid mencakup pembentukan tim percepatan pemekaran, penguatan legalitas usulan pembentukan provinsi baru, serta pelibatan tokoh-tokoh daerah sebagai simpul kekuatan politik dan sosial.
Ia tak segan mengundang para anggota DPR RI asal Sulawesi Tengah untuk menyatukan suara dan memperjuangkan agenda ini secara kolektif.
Puncak keberhasilan ini ditandai dengan disetujuinya RUU pembentukan Provinsi Sulawesi Timur oleh DPR RI, membuka jalan bagi terbentuknya provinsi ke-39 di Indonesia.
Bagi masyarakat Sultim, ini bukan sekadar pemekaran wilayah, tetapi tonggak sejarah yang mengubah wajah pembangunan di wilayah timur Sulawesi Tengah.
Gubernur Anwar Hafid membuktikan bahwa kepemimpinan visioner dan keberanian politik dapat menghasilkan perubahan nyata.
Ia tidak hanya mencatat sejarah, tetapi juga menciptakan harapan baru bagi jutaan warga yang selama ini merasa termarjinalkan dalam arus pembangunan.
Pemekaran Sultim akan dikenang sebagai warisan strategis dari periode pertama kepemimpinannya. *
Penulis adalah Arsiparis Ahli Utama Kemendagri dan Mantan Sekretaris Daerah Selama 10 Tahun
Discussion about this post