BANGGAI – Sekalipun berslogan Luwuk Kota Air, namun tak menjamin ibukota Kabupaten Banggai ini warganya menikmati air bersih. Faktanya warga harus rela “menikmati” air lumpur.
Kondisi air bercampur becek ini sudah terjadi dalam sepekan terakhir. Dan yang paling parah terjadi di Kecamatan Luwuk Utara.
Karena tidak bersih nya air pelayanan dari PDAM Kabupaten Banggai ini, maka warga pun beralih menggunakan air galon isi ulang.
“Terpaksa kami pakai air galon. Karena air PDAM tak layak pakai,” ucap Adi warga Kilongan Permai Kecamatan Luwuk Utara, Senin 23 Desember 2024.
Ia mengaku air bercampur lumpur ini terjadi sejak sepekan terakhir.
“Saat itu hujan deras. Saat itu juga air berubah menjadi coklat,” kata mahasiswa di salah satu universitas di Kota Luwuk ini.
Jawaban PDAM Banggai
Direktur pelayanan PDAM Kabupaten Banggai, Romi Botutihe tak menampik bahwa dalam sepekan ini air bercampur lumpur.
Ia pun memberi penjelasan tentang penyebabnya.
“Air ini (berlumpur) disebabkan banjirnya batang sungai di gunung sebagai sumber air kita akibat hujan di gunung yang sudah mau 3 hari,” kata Romi.
Secara teknis Romi kembali menjelaskan, saat ini pihaknya menggunakan instalasi pengelolaan air atau IPA.
Hanya saja IPA yang dikelola PDAM Banggai jumlahnya tidak berbanding dengan jumlah kebutuhan pelanggan.
“IPA kami cuma bisa mengolah 40 liter per detik. Sementara kebutuhan air ke Luwuk Utara itu 200 Liter per detik,” kata Romi.
Makanya tambah dia, masih menyisakan 160 liter yang tidak melalui IPA.
“Jadinya ketika ketemu dengan yang sudah bersih dari IPA, begitulah hasilnya,” jelas Romi.
Lantas apa solusi paling ideal, sehingga keluar dari persoalan yang sering terjadi ini?
Romi menjawabnya, “Bisa diupayakan beli IPA. Harganya 1 buah Rp8 miliar. Berarti butuh sekitar 40 an miliar untuk pengadan IPA.
Dan hal itu tekan Romi, PDAM Banggai sudah mengajukan usulan pada pemerintah setempat. *
Reporter Sofyan Labolo
Discussion about this post