Namun, masih ada beberapa desa yang mengalami prevalensi stunting pada anak balita yang masih tinggi (di atas 30%).
Salah satu kendala yang ditemukan di beberapa desa lokus adalah kondisi sanitasi dan air bersih. Dua aspek ini sebut Bupati, saling terkait dan berhubungan dengan kejadian stunting.
“Karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ketersediaan air bersih dan praktek sanitasi yang kurang menyebabkan angka kejadian penyakit infeksi dan inflamasi,” ungkap bupati yang gemar bersepeda ini.
Dua faktor itu menurut Bupati mempengaruhi saluran pencernaan pada bayi, sehingga mempengaruhi akan kejadian stunting. Untuk itu, faktor ini harus memperoleh perhatian dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Terstruktur
Bupati juga menjelaskan, berdasarkan hasil analisis situasi tahun 2020 bahwa lokasi fokus pencegahan stunting kurang lebih 55 desa.
Olehnya itu, tentu saja dibutuhkan kegiatan yang terstruktur, sistimatis dan masif dari petugas kesehatan dan elemen masyarakat.
“Karena penanganan stunting pada anak akibat malnutrisi sangatlah diperlukan. Bahkan, indonesia menargetkan menurunkan prevalensi anak balita stunting dari 27,6 persen pada 2019 menjadi 14 persen pada 2024,” sebutnya.
Dari berbagai upaya, salah satu kegiatan adalah program penanganan stunting Kabupaten Banggai.
Baca juga: Banggai Siap Jadi Pilot Project Penanggulangan Covid-19
Program ini merupakan proses mengindentifikasi sebaran prevalensi stunting dalam wilayah kabupaten. Olehnya ketersediaan program dan praktik manajemen layanan dapat memahami permasalahan rendahnya integrase intervensi gizi prioritas pada sasaran rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Tentu saja untuk memahami tuntutan kondisi tersebut, maka kualitas pengelola program penurunan stunting Kabupaten Banggai secara terus-menerus dan berkesinambungan. Ini adalah salah satu persyaratan yang perlu di pedomani dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan program penurunan stunting kabupaten banggai,” jelas Bupati.
Kepada para peserta, Bupati meminta untuk dapat memanfaatkan momentum yang baik ini sebagai wahana tukar menukar informasi, sekaligus ajang penyampaian usul dan pendapat yang konstruktif dalam memahami permasalahan program penanganan stunting. Karena tujuan kegiatan ini menurunkan prevalensi stunting pada balita dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Banggai.
Terlaksananya workshop ini kata Bupati, merupakan tanggung jawab sosial JOB Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi yang berkaitan dengan study penanganan stunting dan peningkatan kualitas kesehatan di area operasi perusahaan.
Turut hadir sebagai pembicara Guru Besar FKM Unhas Makassar Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD, Dekan Unhas Makassar Dr. Aminuddin Syam,SKM.,m.Kes.,M. Ed. Ed., mewakili Managemen JOB Hidayat Monoarfa ST., dan Ketua Penggerak PKK Kab, Banggai lr. H. Syamsuarni Amirudin,SE.,MM
Kegiatan juga hadir para kepala OPD terkait dan peserta penyuluh PKK dalam penanggulangan stunting serta peserta UMKM. *
(Sub.Bag. Dokumentasi Pimpinan Bagian Prokopim Setda Banggai)
Discussion about this post