Reporter Naser Kantu
LUWUK– Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai menggelar pengukuran prevalensi stunting selama kurun waktu 2021.
Dalam publikasi hasil pengukuran yang disampaikan Kadinkes DR. dr. Anang S. Otoluwa dihadapan Kepala OPD terkait, Ketua TP-PKK, dan Puskesmas-Puskesmas se-Kabupaten Banggai, diketahui per Agustus 2021 sebanyak 5 kecamatan termasuk dalam zona hijau prevalensi stunting, yakni Kecamatan Luwuk, Kecamatan Pagimana, Kecamatan Simpang Raya, Mantoh, dan Batui.
Pengukuran prevalensi, kata dosen terbang UI dan UGM tersebut menggunakan Antropometri pada Balita usia 0-59 bulan untuk penilaian status gizi pada bulan penimbangan Balita di bulan Agustus.
Kelima kecamatan dengan status zona hijau mengartikan prevalensi stunting sangat rendah dengan total 60 desa.
Sisanya, 131 desa berstatus Rendah tersebar di 6 kecamatan (Bunta, Balantak Utara, Balantak Selatan, Luwuk Timur, Kintom, dan Batui Selatan).
Sedangkan, zona orange berada pada 8 kecamatan (Nuhon, Lobu, Masama, Lamala, Luwuk Utara, Luwuk Selatan, Toili, dan Toili Barat) dengan sebaran 92 desa, prevalesi stunting tinggi
Di zona merah dengan prevalensi stunting sangat tinggi ditempati 4 kecamatan (Bualemo, Balantak, Nambo, dan Moilong) tersebar di 54 desa.
Untuk total jumlah Balita yang dilakukan pengukuran sebanyak 16.620 Balita. Hasilnya, 626 Balita ukuran tubuh sangat pendek dan 1.953 Balita pendek.
Dengan begitu, sebanyak 2.559 Balita terkena stunting atau senilai 15,4 % dari total Balita yang dilakukan pengukuran.
Pada publikasi pengukuran dan review prevalensi stunting dihadiri Wakil Bupati Banggai Drs. Furqanudin Masulili, Ketua TP PKK Ir. Syamsuarni Amir, Prof. Abdul Razak Thaha dari ICONS Universitas Hasanudin, dan perwakilan Bappeda Banggai. *
Baca juga: Workshop Program Penanganan Stunting di Batsel Sangat Strategis
Discussion about this post