Oleh: Husain Katili
BANGGAI dahulu adalah sebuah kawasan gugusan pulau yang terletak sebelah tenggara lengan tengah bagian timur pulau Sulawesi yang mana hampir semua penduduknya berbahasa banggai (kruyt: menyebut bahasa_ aki).
Gugusan pulau ini sangat strategis letaknya sebagai lintasan perdagangan bangsa-bangsa sejak zaman dulu untuk menuju pulau rempah yang ada di maluku dan sekitarnya, tidak heran sehingga penduduknya sangat dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan yang berkembang di dunia sejak zaman kuno.
Hal ini berbeda dengan wilayah yang berada di daratan lengan timur pulau Sulawesi yang di diami oleh suku saluan (kruyt: menyebut bahasa_ madi) hampir tak terpengaruh oleh kebudayaan asing ini disebabkan kawasan ini telah mempunyai peradaban tersendiri seperti daratan pulau sulawesi pada umumnya. (lihat peta sejarah 40.000 tahun sejarah unik pulau Sulawesi).
Sejak lama wilayah Banggai ini dihuni oleh tiga ras besar yang menyebar di seluruh kepulauan nusantara. Adapun Kepulauan Banggai, Peling dan pulau-pulau di sekitarnya telah di diami oleh ras Negrito yang selanjutnya Weda dan terakhir adalah Ras Mongoloid. Sedangkan di daratan Banggai didiami oleh ras Weda dan Mongoloid.
Ras Negrito banyak mendiami kawasan pulau Peling bagian barat disekitar pegunungan Tokolong. Adapun ras Weda banyak mendiami kawasan Tompotika. Sedangkan ras Mongoloid mendiami pedalaman kawasan pegunungan Julutumpu.
Kedua kawasan ini pada perkembangan masyarakat selanjutnya membentuk peradaban besar yaitu Tompotika dan Banggai. Di kemudian hari menjadi dua hegemoni kekuatan di kawasan timur pulau Sulawesi serta kepulauan Banggai dan sekitarnya.
Disamping dua kerajaan ini pada periode berikutnya di daratan Banggai berdiri beberapa kerajaan kecil yang berdampingan dengan kerajaan tompotika. Begitu pula diwilayah Banggai Laut terbentuk beberapa kerajaan kecil yang di kemudian hari tergabung dalam wilayah kerajaan Banggai yang mana masih meninggalkan jejaknya sampai saat ini.
Pada Periode awal abad ke- 8 M, seiring dengan perkembangan agama Islam yang muncul pada abad ke- 7 M di timur tengah pengaruhnya telah mencapai kawasan Banggai ini khususnya di Pulau Peling tepatnya di wilayah Palabatu telah terbentuk perkampungan Islam yang didirikan oleh Tuan Puadino (meninggal tahun 68 H atau 687 M) yang sampai 100 tahun kemudian di kembangkan oleh ulama besar yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Imam Syaban (Syech Syaban meningal tahun 168 H atau 785 M ). Kedua tokoh ini sampai sekarang belum di ketahui asal mereka.
Perkampungan yang didirikan dan dikembangkan oleh kedua tokoh ini yang dikemudian hari di sebut kawasan Lipuadino yang berpusat di Lolantang yang merupakan wilayah kerajaan Palabatu di Peling Barat.
Discussion about this post