Syafruddin Husain
LUWUK, Luwuktimes.id – Kampanye paslon bupati/wakil bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka-Furqanudin Masulili (AT-FM) tak sekadar memaparkan visi misi pilkada 2020.
Kolaborasi si jago investasi dan si jago birokrasi yang mendapat sokongan 14 kursi di DPRD Banggai ini sekaligus mendengar aspirasi masyarakat yang telah dijumpainya.
Wakil Ketua Tim Koalisi AT-FM, Syafruddin Husain, punya catatan tentang daftar keluh kesah rakyat, ketika kandidatnya itu bertatap muka dengan para calon konstituen di empat dapil se Kabupaten Banggai.
Kepada Luwuktimes.id Rabu (14/10/2020) politisi PKB yang akrab dipanggil Haji Udin menjelaskan, ada sejumlah kebutuhan mendasar masyarakat yang selama ini belum terpenuhi. Dan kondisi ril itu disampaikan masyarakat langsung kepada AT-FM saat kampanye tatap muka.
Rata-rata persoalan yang timbul dan itu disampaikan kepada kandidat kami sebut Haji Udin, yakni kurangnya pelayanan kesehatan, pendidikan, kelangkaan pupuk bersubsidi, sulitnya lapangan pekerjaan sehingga banyaknya pengangguran, kurangnya bantuan fasilitas pertanian, perikanan dan perkebunan.
Selain itu kata Ketua Fraksi PHP (PKB, Hanura dan Perindo) DPRD Banggai ini, tidak ada sarana infrastruktur pertanian dan perkebunan, masih banyaknya yang rusak serta diskriminatif dari aparat pemerintahan.
“Diskrimatif dari aparat pemerintah setempat dalam penyaluran bantuan sosial,” perjelas Haji Udin.
Tidak sampai disitu keluhan masyarakat. Tidak maksimalnya pelayanan sarana air bersih, jaringan tower untuk komunikasi seluler dan listrik yang minim serta beberapa masalah lainnya.
Tentu saja sambung Haji Udin, apa yang menjadi jeritan raktat itu, harus disikapi AT-FM, ketika mendapat legitimasi menjadi Bupati dan Wakil Bupati Banggai kedepan.
“Iya, semua itu perlu pembenahan kalau kelak pak Haji Amir terpilih sebagai bupati Banggai,” tandasnya.
Haji Udin menginformasikan, materi kampanye terbatas, kebanyakan menyampaikan visi dan misi, yakni 12 program prioritas, 9 program aksi dan 6 program unggulan dan inovatif.
Dan setiap penutup materi selalu dibuka sesi tanya jawab dgn masyarakat. Frekwensi pertemuan tatap muka dilaksankan sebanyak 6 sampai 8 desa/kelurahan per hari dimulai dari pukul 09.00 wita pagi sampai dengan pukul 21.30 wita. *
(yan)
Discussion about this post