Reporter Hasbi Latuba
LUWUK— Kepala UPTD Peralatan dan Pengujian Mutu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banggai Thamrin mengaku, tak dapat memenuhi target pajak retribusi sebesar Rp. 5 miliar tahun ini.
Hal itu ia sampaikan dengan alasan melihat potensi pajak yang hanya mengandalkan 19 jenis alat berat yang pihaknya sewakan. Itupun tidak semua beroperasi karena banyak yang rusak.
“Sampai triwulan tiga ini, retribusi pajak kita Rp 300 juta lebih, atau sedikit lagi mendekati Rp 400 juta. Ini karena kondisi alat banyak yang rusak,” kata Thamrin kepada Luwuk Times, Senin (3/10/2022) pada ruang kerjanya.
Faktor kerusakan, akibat alat berat mulai menua. Bahkan masih ada alat seperti Tandem Roller jenis Brata MGB-7 yang pengadaannya sejak tahun 1989. Alat itu Disewakan Rp. 157.800 per jam dan Vebiator Roller jenis Brata MGB-1 Rp.109.900 per jam.
Selain itu kata Thamrin, alat berat yang ada, sering termanfaatkan yang sifatnya membantu.
Semisal ada permintaan menggusur areal yang terkenak bencana atau keterlibatan dinas bersama TNI dalam program manunggal. Dan banyak lagi kebutuhan dinas lain yang harus disanggupi.
“Ini semua tidak kami komersilkan. Tapi bersifat membantu. Ya seperti melayani apa yang menjadi kebutuhan pemerintah saja,” ujar Thamrin.
Sewa Alat Berat
Yang bisa pihaknya andalkan hanya sewa alat. Dengan perjanjian, jika terjadi kerusakan, maka menjadi tanggungjawab penyewa.
“Jadi selain kita pungut biaya sewa, soal kerusakan bukan tanggungjawab PUPR,” tuturnya.
Saat ini lanjutnya, sudah ada alat baru exavator sebanyak 3 unit. Teranggarkan tahun ini lewat APBD 2022. Total anggarannya sebesar Rp. 4,8 miliar dengan rincian 1.6 miliar per unit.
Semoga ini segera disewakan untuk menambah pundi pundi pemenuhan target retribusi pada triwulan empat tahun ini.
“Perusahaan Pertamina rencananya akan menyewa alat baru exavator. Itu masih dalam proses,” timpal Moh Juliansyah, Kepala Tata Usaha UPTD Peralatan dan Pengujian Mutu PUPR kepada wartawan secara terpisah.
Juliansyah mengatakan, target Rp 5 miliar lebih tersebut, sebenarnya sebanding dengan pembelian alat. Namun yang bisa teradakan hanya 3 exavator. “
Semua alat telah kami tetapkan harga sewa sesuai kebutuhan. Nanti lihat saja ke papan tabel sewa alat. Semuanya jelas angka sewanya,” kata Djuliansyah menyarankan. *
Discussion about this post