Luwuk Times — Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr. Rudi Dewanto mengaku pengelolaan arsip di Sulteng masih jauh dari optimal.
Faktanya, tercermin dari hasil pengawasan kearsipan. Itu baru satu kabupaten masuk dalam kategori B.
“Masih banyak mindset yang menganggap arsip itu tidak penting,” kata Rudi Dewanto, pada pembukaan bimtek Pengawasan Kearsipan Internal Kabupaten/Kota se Sulteng, Kamis (23/2), bertempat aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulteng.
Rudi pada sambutan Gubernur Sulteng mengungkapkan bahwa sebagian besar kabupaten kota belum memiliki SDM (sumber daya manusia) kearsipan yang kompeten.
Untuk itu Pemprov Sulteng berharap semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi SDM kearsipan menuju Sulteng sadar tertib arsip.
“Tentunya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas pengelolaan arsip dinamis. Sebab arsip tidak hanya sebagai bahan data. Namun juga sebagai bahan penelitian dan evaluasi kinerja ke depan bagi setiap struktur pemerintahan,” ungkapnya.
Asisten mengusulkan agar setiap OPD memiliki minimal 2 ASN untuk mengelola kearsipan yang telah dibekali kemampuan teknis oleh dinas perpustakaan dan kearsipan.
“Saya harap terdiri dua orang, satu (pegawai) senior dan satunya junior,” sarannya.
Berdasarkan laporan panitia oleh Kepala Bidang Pengawasan Kearsipan Rodice, bimtek berlangsung selama 2 hari.
Dengan diisi penyampaian materi oleh 2 narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) serta diikuti lebih kurang 50 peserta.
Disampaikan juga bahwa pada peringatan HUT Provinsi Sulteng bulan April nanti, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan akan mengumumkan hasil audit Laporan Kearsipan Daerah Internal dan Eksternal. *
Ro Adpim Setdaprov Sulteng
Discussion about this post