Luwuk Times, Luwuk — Bosanyo Masama Rahmat Djalil mengaku keberatan bahkan marah besar. Pasalnya, etnis Andio diklaim berbahasa kolaborasi. Secara tegas Rahmat Djalil protes atas statemen Master of Ceremony atau MC pada saat pelaksanaan karnaval budaya.
Rahmat Djalil Jumat (25/08/2023) mengaku bangga, setelah suku Andio menjadi bagian dari kegiatan pawai karnaval yang dilaksanakan Pemda Banggai.
Akan tetapi sambung Bosanyo Masama ini, ia pun langsung dibuat terhenyak, setelah MC menyatakan bahwa etnis Andio berbahasa Kolaborasi.
Padahal suku Andio memiliki bahasa ibu, yaitu Mobaala yang diklasifikasikan adalah Bahasa tunggal. Itu karena 87 persen perbedaannya dengan Bahasa Madi (Saluan) Bahasa Sian (Balantak) serta Bahasa Aki (Banggai).
Hal ini pertegas Rahmat perlu ia paparkan, demi pelurusan persepsi. Apalagi ivent karnaval itu di ikuti oleh kontingen Mancanegara. Tentunya akan berdampak pemahaman yang keliru terhadap Suku Andio.
Lebih jauh, Bosanyo Masama menjelaskan, sebagaimana untuk diketahui Suku Andio diakui menjadi kesatuan suku Tumpunulipu dalam bingkai Babasalan atau Banggai Balantak, Saluan dan Andio.
Pada musyawarah Adat Akbar atau yang disebut Seba, Di Kabupaten Banggai bulan Desember 2020 serta tahun 2021, tepatnya pada HUT Kabuparen Banggai. Saat itu Bupati menegaskan bahwa Andio menjadi sebuah etnis tunggal. *
(yan)
Discussion about this post