Luwuk Times, Palu— Kepala Bappeda Provinsi Sulteng DR. Ir. Christina Sandra Tobondo, selain memaparkan sejumlah kegiatan percepatan penurunan angka stunting, ia juga mempresentasikan penurunan dan peningkatan prevalensi stunting di Sulteng.
Dari beberapa kabupaten yang terjadi peningkatan prevalensi stunting, Buol sebagai kabupaten tertinggi disusul Kabupaten Donggala.
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Ma’mun Amir memimpin rapat evaluasi percepatan penurunan stunting Sulawesi Tengah, Rabu (27/12/2023).
Rapat yang berlangsung di ruang kerja wakil gubernur itu dihadiri para koordinator dan anggota tim percepatan penurunan stunting.
Selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Sulawesi Tengah, Ma’mun Amir meminta agar tim percepatan lebih banyak terjun di lapangan dan tidak hanya melakukan rapat saja.
“Untuk menyelesaikan masalah kalau sudah tahu lokasi yang terdampak agar langsung action,” tegasnya.
Ia juga memberikan apresiasi penyediaan MCK di beberapa daerah, akan tetapi beberapa diantaranya dianggap kurang efektif karena lokasinya saling berdekatan.
Terakhir wakil gubernur menilai pencegahan di daerah pesisir cenderung lebih jarang dilakukan karena berdasarkan pengamatan prevalensi stunting lebih sering terjadi di daerah pegunungan.
Penurunan Stunting
Sementara itu, Kepala Bappeda Christina Sandra Tobondo memaparkan 10 kegiatan percepatan penurunan angka stunting tahun 2023.
Yakni melaksanakan program inovasi siap gencar aman stunting, kampanye gerakan minum tablet tambah darah dengan sasaran remaja putri dan mengoptimalkan program usaha kesehatan sekolah.
Selain itu, FGD advokasi kabupaten/kota sehat dan pencapaian ODF, indikator percepatan penurunan stunting dalam lomba desa, kerjasama dengan universitas Tadulako dan politeknik kesehatan, isu penurunan stunting dalam diskusi Rakor gubernur se-Sulawesi Tengah.
Kepala Bappeda juga mempresentasikan penurunan prevalensi stunting SSGI 2022- SSGI 2021. Dengan rincian, Kabupaten Banggai Laut 6,1%, Morowali 5,6%, Parigi Moutong 4,3%, Sigi 3,9%, Poso 2,1% dan Kabupaten Banggai 1,7%
Adapun peningkatan prevalensi terdapat di Kabupaten Morowali Utara 0,1%, Kota Palu 0,8%, Tolitoli 1,4%, Tojo una-una 1,9%, Banggai Kepulauan 2,0%, Donggala 2,9% dan Kabupaten Buol 4,1%.
Terakhir disampaikan strategi percepatan penurunan stunting. Yakni menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi dan memperbaiki pola asuh.
Selanjutnya, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi
Koordinator bidang data, monev, knowledge dan manajemen Universitas Tadulako yang disampaikan DR. Rosmala Dewi memaparkan 7 program kerja yang dilaksanakan.
Pemantauan dan evaluasi tingkat provinsi, mengumpulkan data keluarga beresiko stunting dan memfasilitasi audit stunting.
Pengelolaan pengetahuan penurunan stunting, laporan hasil monev TPPS pusat dan provinsi, inovasi percepatan penurunan stunting serta pelaksanaan rapat internal. *
Biro Administrasi Pimpinan
Discussion about this post