LUWUKTIMES.ID— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, mendirikan 35 titik pelayanan kesehatan di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Meskipun dengan kemampuan terbatas, upaya pendirian titik layanan kesehatan itu untuk memaksimalkan pelayanan bagi warga Jalur Gaza yang menjadi korban agresi militer Pendudukan Israel.
“Dengan kemampuan terbatas yang tersedia untuk tindak lanjut kesehatan para pengungsi di pusat penampungan di Rafah,” ungkap Juru Bicara Kemenkes Palestina di Gaza, dr. Ashraf Al-Qudra seperti dirilis Kantor Media Pemerintah Palestina, Kamis (4/1/2024).
Rilis Kantor Media Pemerintah Israel itu dipublikasikan sekaitan dengan update statistik terpenting terkait perang brutal Israel di Jalur Gaza hingga Kamis, 4 Januari 2024 atau hari ke 90 sejak ‘Badai Al-Aqsha’ 7 Oktober 2023.
Ashraf menyebutkan bahwa Kemenkes bersama mitranya berupaya untuk membangun lebih banyak titik kesehatan di wilayah tengah, Rakhan Yunis, dan Rafah.
Walaupun berbagai cara dilakukan Pendudukan Israel untuk penghancuran terhadap fasilitas kesehatan sebagai bagian dari perang genosida.
Rendahnya jumlah bantuan medis yang masuk ke Jalur Gaza kata Ashraf, menegaskan bahwa pendudukan Israel menggunakannya sebagai senjata untuk membunuh orang-orang yang terluka.
“Kami menyerukan semua pihak untuk menemukan mekanisme efektif yang mampu menanggapi kebutuhan mendesak kami untuk menyelamatkan nyawa ribuan orang-orang yang terluka dan sakit,” ujarnya.
Mekanisme yang digunakan untuk keluarnya korban luka berkontribusi terhadap terbunuhnya ratusan korban luka, karena menunggu berminggu-minggu yang panjang.
Sebab, jumlah korban luka yang berangkat berobat ke luar negeri hanya 645 orang saja.
“Kami menyerukan kepada semua pihak, lembaga internasional untuk menyediakan mekanisme yang efektif untuk memastikan kepergian 6.000 orang yang terluka sebagai prioritas mendesak untuk menyelamatkan nyawa mereka,” seru Ashraf.
Ashraf juga menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional yang dipimpin Komite Internasional Palang Merah, untuk mengunjungi para tahanan.
Terutama personel medis dan kemanusiaan, dan terus memberikan tekanan agar mereka dibebaskan. * stp
Discussion about this post