LUWUK, Luwuk Times.ID – Tidak hanya jarak tempuh yang jauh. Tapi dibalik itu ada kisah cukup dramatis yang dirasakan relawan Rumah Zakat Banggai sebelum tiba di kota Mamuju Sulawesi Barat (Sulbar) Rabu (20/01) pukul 16.45 Wita.
Kisah itu dipaparkan Relawan Inspirasi Rumah Zakat Banggai Rella Nurbaeti, kepada Luwuk Times, Rabu (20/01) tadi malam.
Sejak dilepas oleh Bupati Banggai, Dr. Ir. H. Herwin Yatim, MM Senin (18/01) pukul 10.00 Wita, rombongan relawan bersama tiga truk harus menempuh perjalanan dua hari dua malam untuk sampai di lokasi terdampak bencana di Sulbar.
Satu truk langsung bongkar muatan di Posko Rumah Zakat Mamuju jalan Baharuddin Lopa nomor 6 Kelurahan Rimuku Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju.
Sementara dua truk yang lain melanjutkan perjalanan ke Posko Rumah Zakat yang berada di kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
“Alhamdulillah kedua truk selamat sampai di posko Malunda pukul 20.00 Wita. Kecamatan Malunda adalah titik pusat gempa di Sulawesi Barat dan merupakan wilayah yang terdampak paling parah dari gempa 6,2 skala richter,” kata Rella.
Perjalanan untuk sampai ke Mamuju juga tidak mudah. Sebab beredar informasi di media sosial tentang aksi penjarahan di beberapa lokasi memasuki kota Mamuju dan Majene.
Pengungsi yang kelaparan sengaja menunggu di jalan untuk memberhentikan kendaraan yang membawa bantuan. Bahkan ada dari mereka sudah menggunakan senjata tajam.
Ketika rombongan mengisi BBM di Poso, beberapa orang di SPBU kembali mengingatkan tentang penjarahan yang mengancam sepanjang jalan memasuki kota Mamuju.
Khawatir penjarahan di jalan, akhirnya kami berinisiatif untuk mengikuti iring-iringan bantuan yang difasilitasi pengawalannya oleh Polda Palu pada hari Selasa (19/01).
Namun tidak terkejar. Karena telah berangkat pukul 16.00 Wita. Sementara tiga truk bersama mobil relawan baru masuk kota Palu satu jam setelah iring-iringan bantuan yang dikawal Polda atau pukul 17.00 Wita.
Discussion about this post