LUWUK, Luwuk Times.ID—“LEGENDA INDONESIA TIM NASIONAL PSSI ASAL BANGGAI Djet Donald La’ala”.
Demikian judul postingan akun FB bernama Historia Sepak Bola Sulteng, Senin (26/04/2021).
Postingan yang lengkap dengan foto Djet yang sedang membawa bola itupun mendapat respons dari kalangan netizen.
Adhi Lamb menulis “Dua tahun terakhir setelah ssb sjs Luwuk hadir di kab,banggai yg di latih langsung oleh pelatih yg punya lisensi C afc,,,alhamdullilah 2020 menjuarai liga danone sesulteng,,mewakili sulteng regional di makassar lolos 16 besar dari 94 tim sesulawesi timur,,dan 2021 juara liga pelajar u14 diparimo,,,dan ssb sjs Luwuk akan mewaki sulteng di tingkat nasional,,,#profilssbsjsLuwuk”.
Akbar AS Ref juga mengeluarkan uneg-uneg “Insyallah selanjutnya ada generasi djet yg akan dari luwuk”.
Tapi ada pula nada pesimistis dari netizen. Pail Pail menulis “Apalah daya Orang kecil seperti kami yg Hanya bisa main di kampung”.
Akun Historia Sepak Bola Sulteng memang tidak secara utuh menjelaskan tentang profil Djet. Meski ulasannya singkat, tapi setidaknya telah menggambarkan bahwa kiprah Djet di pesepak bolaan tanah air, perlu menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Banggai. Sehingga kedepan sudah menjadi sebuah keharusan lahir lagi Djet-Djet milenial.
Berikut isi postingan Historia Sepak Bola Sulteng:
Berawal Dari Persipal Palu Hinga ke Klub² Besar Liga Indonesia. Merupakan eks bek tim nasional Indonesia yang memperkuat Persija pada 2003-2004. Lantaran Djet Donald La’ala, yang delapan tahun lebih tua daripada Ismed, sudah memakai nomor punggung 14, Ismed mengalah. Ismedo Sofyan pun terpaksa memakai nomor punggung 4.
Apakah kalian ingat dengan klub PKT Bontang atau tim kuda hitam bernama Persmin Minahasa di Liga Indonesia 2006? Di klub tersebut, pernah ada salah satu bek yang menjadi kunci kekuatan kedua tim tersebut bernama Djet Donald La’ala
Bek yang juga pernah menjadi kapten PSM Makassar dan membela Persija Jakarta ini juga sempat menjadi pilar lini belakang timnas Indonesia di Piala Asia 2000 dan Piala Tiger 2000
Di Piala Asia, pria kelahiran Banggai 13 Desember 1971 ini bermain dua kali, yakni saat menahan imbang Kuwait dengan skor kacamata dan kalah empat gol tanpa balas dari Cina. Indonesia pun gagal melaju ke babak selanjutnya setelah kalah 0-3 di laga terakhir kontra Korea Selatan.
Djet lahir di Banggai, sebuah kabupaten yang terletak paling ujung di Sulawesi Tengah Kampung halaman Djet sebenarnya memiliki banyak tunas pesepak bola handal, tetapi karena ketiadaan SSB yang berkualitas, akhirnya banyak dari mereka yang merantau ke luar kota bahkan luar pulau untuk mengasah kemampuannya. *
(yan)
Discussion about this post