“Kami sedang nunggu hasil internal audit,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Januari lalu, saat dikonfirmasi mengenai kabar perjanjian LNG yang diduga bermasalah tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya sedang memeriksa dua kontrak.
Namun sayangnya, untuk detailnya Ahok enggan menceritakan.
“Kami periksa dua kontrak” ujarnya.
Lalu, pada Februari 2021, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI mengatakan, perseroan mengkaji ulang rencana pembelian gas alam cair (LNG) dari Mozambique LNG1 Company Pte Ltd sebesar 1 juta ton LNG per tahun (MTPA). Atau sekitar 17 kargo per tahun mulai akhir 2024 atau awal 2025 selama periode 20 tahun.
Hal ini dikarenakan terjadi penurunan permintaan gas, khususnya sejak pandemi Covid-19 melanda.
Tidak ada Gugatan
Namun demikian, Nicke dalam RDP Komisi VII DPR RI, Selasa (09/02/2021), mengatakan bahwa tidak ada gugatan pada penjualan LNG dari Mozambik.
“Saya ingin menyampaikan gugatan itu tidak ada karena kontrak ini baru akan berjalan efektif pada 2025. Ini barangnya belum ada,” tegasnya.
Dia mengatakan Pertamina me-review kembali demand ke depan agar nantinya tidak terjadi impact pada korporasi.
Pengiriman LNG ini belum dimulai karena rencana pengirimannya tahun 2025. Pertamina akan melihat supply dan demand ke depannya.
Menurutnya sebelum akhirnya perseroan memutuskan membeli LNG dari Mozambik, perseroan telah melakukan penjajakan dengan beberapa pemasok LNG global seperti Petronas, Qatar Gas, BP, dan Total.
Namun setelah evaluasi, perseroan memutuskan membeli dari Mozambik.
Nicke menjelaskan sejumlah pertimbangan mengapa perseroan memutuskan membeli LNG Mozambik pada dua tahun lalu itu.
Pertimbangan pertama menurutnya yaitu dari sisi harga.
Dia menyebut, harga LNG dalam kontrak ini kompetitif untuk jangka panjang.
“Kalau dari sisi harga, harganya cukup kompetitif untuk kontrak jangka panjang dibandingkan dengan kontrak yang sudah berjalan selama ini,” tuturnya.
Pertimbangan kedua adalah fleksibilitas, baik dalam periode pengiriman maupun volume.
Lalu, pertimbangan ketiga yaitu dari sisi keamanan pasokan.
Menurutnya, banyak sumber LNG di Mozambik, sehingga bisa ada jaminan pasokan untuk jangka panjang.
Dia mengatakan, potensi cadangan gas di Mozambique LNG Area 1 ini mencapai 75 triliun kaki kubik (TCF).
Pertimbangan terakhir adalah adanya peluang kerjasama bisnis di antara kedua belah pihak, seperti jasa perawatan, investasi kapal, hingga kerja sama di bidang hulu migas. *
Discussion about this post