BANGKEP— Air adalah sumber kehidupan dan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Meski menjadi kebutuhan vital dalam kenyataannya sampai kini masih banyak daerah di Indonesia yang masih kekurangan air bersih. Demikian halnya di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Meski ketersediaan air bersih dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan dan penambahan, tetapi tidak bisa dipungkiri masih banyak kecamatan dan desa yang belum mendapatkan aliran air bersih.
Lebih ironis lagi, meski kabupaten Bangkep memiliki cukup banyak sumber air termasuk air bawah tanah, ternyata belum berbanding lurus dengan jumlah sambungan air bersih yang sampai ke rumah-rumah masyarakat.
Sambungan air bersih yang sampai ke rumah penduduk jumlahnya masih sangat terbatas.
Informasi yang didapat dari Direktur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangkep, Syamsul Bahri Yusuf Petabuga, sampai saat ini di Kabupaten Bangkep baru ada 10.512 sambungan yang dilayani PDAM.
Dari jumlah itu yang aktif 8.304 sambungan dan yang tidak aktif sebanyak 2.008 sambungan.
Jumlah sambungan air bersih yang dikelola PDAM Bangkep, tersebar pada beberapa kecamatan, diantaranya Salakan, Totikum, Liang, Peling Tengah, Buko, Bulagi, dan Bulagi Selatan.
“Adapun konsumen PDAM terbanyak ada di Kota Salakan”, jelas Syamsul Bahri.
Masih menurut direktur PDAM Bangkep, untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat, PDAM Kabupaten Bangkep mengandalkan sumber air dari 3 titik yakni, Paisunangkal, Manggalai dan Paisubebek.
Ketiga sumber air ini memiliki kapasitas yang cukup besar. Bisa menutupi kebutuhan air bersih masyarakat Bangkep.
Disinggung soal kualitas air yang keruh disaat hujan dan harga air perkubik? Syamsul Bahri Petabuga, tidak menampik soal keluhan itu.
Akan tetapi dari waktu ke waktu terus dibenahi. PDAM Bangkep terus berinovasi mencarikan solusi agar ke depan kualitas air yang sampai ke masyarakat airnya sudah baik.
Bentuk kongkrit adalah dengan serius berbenah dilakukan dengan cara mengirim tenaga PDAM Bangkep, untuk mengikuti pelatihan dan supervisor perpipaan serta pelatihan hubungan pelanggan.
Soal harga air, sampai hari ini harga yang kami terapkan adalah Rp.1200 permeter kubik.
“Harga ini terlalu rendah. Semoga rendahnya harga air di Bangkep bisa ada kenaikan”, harap Syamsul Bahri.
Beberapa pelanggan PDAM di Kota Salakan, memberikan komentar yang beragam. Terbanyak keluhan pelanggan berupa sering matinya air (air tidak mengalir).
“Soal harga, sejatinya tidak masalah asalkan jangan sampai mati dan kualitasnya diperibaiki,” tegas Yono salah seorang warga Salakan.
Sebelum mengunci keterangan, Direktur PDAM Bangkep mengakui adanya kejadian air tidak mengalir sehari.
Itu terjadi karena adanya pipa induk yang bocor terkena alat berat yang sedang mengerjakan perbaikan jalan. Setelah dilakukan perbaikan kini telah normal kembali, terang Syamsul Bahri Petabuga. *
Reporter Setiyo Utomo
Discussion about this post