LUWUK TIMES – Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) punya perhatian khusus serta solusi atas bayang-bayang krisis pangan global terhadap Indonesia.
Melalui Pers Rilis yang ditandatangani Ketua MSI Arifin Lambaga dan Sekretaris Heri Soba, menjelaskan bahwa perubahan iklim sudah tidak bisa dihindari lagi sehingga warga global perlu menyesuikan diri.
Salah satu penyesuaian yang perlu diantisipasi adalah krisis pangan yang menghantui seluruh dunia.
Pergeseran siklus musim, bumi memanas, fluktuasi curah hujan, perubahan adaptasi tanaman dan masih banyak lagi menyebabkan kegagalan atau turunnya produksi pangan.
Komitmen seluruh dunia pun terus meningkat untuk mengatasi masalah pangan tersebut. Belakangan ini ancaman El Nino pun sudah berada di depan mata.
Di tengah tekanan perubahan iklim, dunia pun diguncang dengan perang Rusia-Ukraina yang
berdampak pada terhambatnya distribusi pangan.
Pasokan gandum, jagung, dan komoditas pangan lainnya bakal terancam dan kemudian memicu kenaika harga. Selain mengganggu system produksi pangan, sejumlah stok ribuan ton pangan dalam gudang yang siap ekspor pun luluh lantah karena perang kedua negara.
Kawasan Eropa tentu sangat terganggu, demikian juga Asia. Data menyebutkan 30 persen impor jagung China berasal dari Ukraina yang digunakan untuk makanan,
minyak goreng, dan pakan ternak.
Belum lagi pasokan pangan lain juga ikut terganggu. Dampak tidak langsung pun terlihat ketika India pekan lalu melarang ekspor beras putih non basmati.
Hal itu bakal berpotensi membuat harga beras di Indonesia melonjak karena India adalah salah satu negara pengekspor beras ke Indonesia.
Beras putih non-basmati saat ini menyumbang sekitar seperempat dari seluruh ekspor beras India.
Beras non-basmati utamanya diekspor ke negara-negara di Asia dan Afrika. Setelah India, tidak menutup kemungkinan diikuti Vietnam, Thailand serta negara-negara pengekspor pangan selama ini.
Pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi kondisi global tersebut, baik perubahan iklim maupun dampak perang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak memperbanyak pasar murah di daerah untuk mewaspadai terjadinya krisis pangan akibat El Nino yang diprediksi terjadi pada Agustus.
Di tengah ancaman krisis pangan global tersebut, Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) mendorong seluruh pihak, baik masyarakat umum, akademisi, pihak swasta dan pemerintah mengatasinya dengan mengoptimalkan potensi hulu-hilir.
Singkong merupakan salah satu komoditas yang bisa menjadi solusi dari krisis pangan, baik untuk konsumsi maupun industri.
Konsumsi langsung singkong bisa menggantikan beras dan sumber karbohidrat lainnya. Demikian olahan singkong
dalam berbagai bentuk, termasuk tepung bisa menggantikan terigu, tepung beras dan lainnya.
Di sisi lain, Indonesia sangat cocok menjadi penghasil singkong. Data menunjukkan setelah Nigeria dan Thailand, Indonesia merupakan produsen utama singkong dunia.
Berangkat dari uraian diatas maka MSI merekomendasikan beberapa hal :
- Mendorong seluruh pihak untuk optimalisasi seluruh potensi, mulai lahan, SDM, anggaran untuk mengembangkan mulai dari aspek budidaya, pengolahan, pemasaran dan budaya singkong sebagai bahan pangan. Pemerintah perlu mendorong hal ini dengan sejumlah kebijakan, regulasi, insentif dan anggaran yang mendukung para pelaku usaha singkong dari hulu hingga hilir.
- Perlunya inisiatif dari sejumlah pihak untuk memanfaatkan lahan yang masih berpotensi dalam pengembangan singkong. Mekanisme dan implementasinya perlu dikoordinasikan agar semakin banyak yang terlibat dan berdampak positip.
- Meningkatkan kampanye dan kesadaran publik untuk semakin banyak memanfaatkan singkong dan olahannya dalam konsumsi rumah tangga. Dan juga menjadikan singkong sebagai cadangan pangan baik dalam bentuk tanaman di kebun, olahan tepung hingga produk siap konsumsi.
- MSI mendorong para mitra industri dan sektor swasta untuk mengoptimalkan dan meningkatkan produksi tepung nasional dan penggunaannya, khususnya singkong, sehingga dapat mengurangi volume impor tepung-tepungan dari luar negeri.
- MSI terus mendorong agar berbagai kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada singkong agar dilakukan revisi secara menyeluruh dan menempatkan singkong sebagai salah satu pangan strategis, serta memberikan perhatian dan subsidi baik input maupun output pelaku berbasis singkong agar menjadikan singkong lebih kompetitif lagi.
- MSI mendorong pengembangan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan singkong baik sebagai bahan pangan maupun bahan industri lainnya mulai dari aspek budidaya, pengolahan, sistem pemasaran, kebijakan, sosial budaya dan aspek-aspek lain secara holistik. MSI mendorong dibentuknya konsorsium riset dan pengembangan singkong nasional.
Discussion about this post