LUWUK, Luwuk Times.ID – Ricuhnya diskusi umum yang digelar PT. DS-LNG di salah satu hotel, mendapat penilaian miring dari tokoh masyarakat Kecamatan Nambo, Syahrin Talek.
Kepada Luwuk Times, Kamis (1/4) Syahrin berujar, sebagai penggagas dan pelaksana kegiatan, DS LNG diwajibkan bertanggungjawab sepenuhnya atas kericuhan yang kemudian bisa menimbulkan konflik berkelanjutan antar sesama masyakat.
“Kericuhan itu menjadi tanggungjawab perusahaan. Karena mereka pelaksananya. Sangat disayangkan ribut antar sesama toutus-utusku. Bagaimana kalau keributannya sampai di luar, meluas sampai kedesa-desa. Kita masyarakat Babasal tidak inginkan seperti itu,” tegasnya.
Apalagi kata dia ditengah pandemi seperti ini DS-LNG semestinya menggelar kegiatan yang meskipun melibatkan orang banyak namun semestinya mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah.
“Saya lihat di videonya itu, sudah ribut peserta diskusi, tidak baku pusing dengan protokol kesehatan,” sambungnya.
Padahal disarankan Syahrin, kemajuan pesat dunia teknologi semestinya dimanfaatkan DS LNG untuk menggelar diskusi yang dibalut dengan konsep dalam jaringan.
“Banyak diskusi dan pertemuan pakai itu aplikasi zoom. supaya menghindari kerumunan orang, mengurangi penularan virus,” tandasnya
Atas kejadian tersebut menurutnya menandakan PT. DS LNG gagal menunjukkan reputasinya sebagai perusahaan migas berskala internasional dalam mengelola dinamika sosial masyakat.
“Perusahaan besar tapi bikin kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekacauan. Tidak ada risk manajemennya. Itu baru permulaan diskusi penerimaan tenaga kerja sudah ribut. Bagaimana kalau pembukaan penerimaan tenaga kerja,” ucapnya.
Selain itu, pria yang digelari tomundo Linca ini meminta supaya DS LNG memeriksakan peserta diskusi untuk tes PCR Covid-19.
Discussion about this post