IKLAN
Internasional

Kasus Keguguran dan Kelahiran Premature Meningkat di Jalur Gaza Palestina

315
×

Kasus Keguguran dan Kelahiran Premature Meningkat di Jalur Gaza Palestina

Sebarkan artikel ini
Editor: Sofyan Labolo

Infrastruktur kesehatan dan lingkungan di kota Rafah sangat rapuh dan tidak mampu menjawab kebutuhan lebih dari 1,3 juta pengungsi warga Jalur Gaza

Petugas kesehatan menurunkan bocah perempuan dari ambulans untuk diberikan perawatan setelah kediaman mereka dibom jet tempur militer Israel.

LUWUKTIMES.ID— Agresi militer Israel sejak perang genosida ‘Badai Al-Aqsha’ menyebabkan kerumitan hidup warga sipil Jalur Gaza, Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, militer Zionis Israel telah melenyapkan nyawa 337 petugas kesehatan dan penangkapan 99 di antaranya, dipimpin direktur rumah sakit di Gaza utara.

Militer Israel dengan dengan sengaja menargetkan 150 institusi kesehatan, menyebabkan 30 rumah sakit dan 53 pusat kesehatan tidak dapat beroperasi. Sebanyak 122 ambulans menjadi target serangan.

“Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 8.000 kasus infeksi virus hepatitis A disebabkan oleh kepadatan penduduk dan rendahnya tingkat kebersihan diri di lokasi pengungsian,” ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, dr. Ashraf Al-Qudra yang dirilis, Kamis (18/1/2024).

Baca:  Pasukan Darat Israel Lembek, Hanya 4 Jam, 62 Kendaraan Militer Dihancurkan Brigade Al Qassam

Ashraf memperkirakan, jumlah infeksi hepatitis C akan berlipat ganda di berbagai tempat pengungsian di Jalur Gaza. “Kami mencatat, ratusan kasus keguguran dan kelahiran prematur, akibat kepanikan dan terpaksa melarikan diri akibat pengeboman brutal,” tutur Ashraf.

Kurangnya layanan kesehatan di tempat pengungsian dan sulitnya mencapai rumah sakit membuat sekitar 60.000 wanita hamil berisiko mengalami komplikasi kehamilan.

“Kami memperingatkan dampak serius dari kehabisan gas nitrogen di ruang operasi, yang membahayakan nyawa ratusan orang yang terluka,” ungkap dia.

Baca:  Pejuang Palestina Bombardir Pasukan Israel di Wilayah Al-Zaytun

Kemenkes Palestina ujar Ashraf, memperingatkan komplikasi kesehatan serius yang mempengaruhi 350.000 pasien kronis sebagai akibat dari kurangnya ketersediaan obat-obatan dan kegagalan mereka memasuki Jalur Gaza.

Kondisi itu diperparah lagi, laboratorium rumah sakit tidak dapat melakukan pemeriksaan laboratorium darah (CBC), karena kurangnya bahan, serta habisnya 60 persen bahan untuk berbagai laboratorium dan pemeriksaan virus.

Sekitar 10.000 pasien kanker masih terkena komplikasi serius yang merenggut nyawa puluhan pasien setiap hari, akibat kurangnya pengobatan dan kurangnya layanan kesehatan di tempat pengungsian setelah Rumah Sakit Persahabatan Turki tidak berfungsi,” kata Ashraf.

error: Content is protected !!