Oleh: Dr. Karmila P. Lamadang, S.H., M.Pd
RAMADHAN dapat menjadi sarana yang efektif untuk melatih integritas diri. Hal ini terlihat dari sikap seorang beriman selama bulan Ramadhan yakni;
Pertma, jujur.
Puasa mengajarkan kejujuran. Sebab seseorang berpuasa karena Allah SWT, sangat menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan mengurangi pahala puasa. Seseorang yang berpuasa karena Allah akan senantiasa merasa diawasi Allah tidak berani makan dan minum atau hal yang membatalkan puasa meskipun ada kesempatan untuk melakukannya.
Kedua, mengendalikan diri.
Puasa membantu seseorang mengembangkan pengendalian diri dengan menahan diri dari hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan hawa nafsu. Kemampuan menahan diri dan keinginan duniawi membantu seseorang mengendalikan impuls dan memilih tindakan yang jujur dan benar.
Ketiga, disiplin dan konsisten.
Puasa membutuhkan jadwal yang ketat, yang dapat membantu seseorang berlatih disiplin dan konsisnten dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.
Keempat, kesadaran diri.
Puasa meningkatkan kesadaran seseorang akan tindakannya, termasuk menjaga kejujuran dan kesejahteraan yang lebih baik.
Kelima, integritas dan akuntabilitas.
Puasa melati seseorang untuk menjalankan kewajiban dengan jujur dan bertanggungjawab.
Keenam, refleksi diri.
Ramadhan memberikan waktu untuk refleksi diri, perbaikan diri dan penguatan integritas.
Dalam dunia pemerintahan saat ini integritas adalah hal yang mahal. Sebab tidak semua pejabat mampu melaksanakannya. Jika pemerintah memiliki integritas maka dapat dibayangkan negeri ini menjadi negeri yang ternyaman dan tak akan ada lagi menyerukan Indonesia gelap atau hastag kabur aja dulu.
Beberapa hal positif dapat terwujud jika pemerintah negeri ini memiliki integritas yakni;
Pertama, meningkatnya kepercayaan publik.
Kebijakan berbasis integritas dapat mencegah korupsi, meningkatkan system pemerintahan, dan menumbuhkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Ketika pemerintah bertindak jujur dan adil, masyarakat cenderung lebih percaya pada institusi publik dan proses pemerintahan.
Kedua, peningkatan efisiensi dan efektivitas.
Integritas dalam pemerintahan mengarah pada alokasi dan pengelolaan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia yang lebih efisien, peningkatan penyediaan layanan berkualitas, dan penciptaan kesempatan kerja, yang juga berkontribusi pada pengurangan ketidaksetaraan sosial.
Ketiga, berkurangnya korupsi.
Pemerintah yang berintegritas menunjukkan sedikit toleransi terhadap praktik korupsi dan memastikan penyelidikan dan penuntutan yang tepat terhadap individu yang korup.
Keempat, stabilitas politik.
Pengendalian korupsi dan efektivitas pemerintah penting dalam menjaga stabilitas politik. Peningkatan efektivitas pemerintah sangat penting dalam meningkatkan stabilitas politik di negara-negara dengan kualitas produk politik yang redah.
Kelima, budaya organisasi yang positif.
Kepemimpinan etis menginspirasi kepercayaan, mendorong perilaku etis di antara staf, dan menumbuhkan budaya organisasi yang positif dan etis.
Keenam, akuntabilitas.
Pemerintah harus memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang kebijakan, anggaran, dan proses pengambilan keputusan. Mekanisme akuntabilitas, seperti audit dan system pelaporan, harus ada untuk meminta pertanggungjawaban pejabat atas tindakan mereka.
Keenam, pembangunan ekonomi dan sosial.
Integritas penting bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial serta kemakmuran individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Semoga Allah menjadikan pemimpin-pemimpin kita menjadi pribadi yang berintegritas sehingga negeri ini menjadi negeri yang damai aman dan sejahtera. Allahualam. *
Discussion about this post