Dalam melaksanakan program, bidangnya akan mengelola tiga sektor. Yakni membenahi infrastrktur persampahan, sanitasi dan air minum. Menyikapi anggaran terbatas, pihaknya akan mendahului program prioritas.
“Seperti urusan air bersih ini, tentu butuh dana besar. Makanya kita pilah mana yang harus tertangani lebih dulu,” tandasnya.
Untuk urusan air bersih, berawal dengan membangun jaringan transmisi. Membangun jaringan transmisi ini untuk menghubungkan air hingga ke bak penampungan.
Setelah itu membenahi jaringan distribusi. Berupa pemasangan pipanisasi dari bak penampung ke pipa induk. Selanjutnya mengoptimalkan fasilitas tersier dengan merancang kontruksi pipa, agar air dari pipa induk terhubung langsung ke konsumen.
KOORDINASI DENGAN PDAM
Agar tidak salah dalam perencanaan, tekan Mulsandi, pihaknya intens berkoordinasi dengan PDAM.
“Dalam merancang kontruksi air ini, saya sering telpon telponan dengan Direktur teknis PDAM. Ini agar tidak salah dalam merancang, tentang apa saja yang harus menjadi prioritas,” ucapnya.
Selain mengoptimalkan pembenahan sumber mata air bulakan dan hanga hanga, pihaknya juga memprogramkan pipanisasi sumber mata air keles.
Hal ini untuk memenuhi kebutuhan warga Soho, Bungin dan BTN Nusagriya.
Sementara untuk jaringan distribusi wilayah utara, masih menunggu persetujuan Kementerian. Karena itu harus mengandalkan sumber mata air Salodik yang pembiayaanya mencapai Rp 50 miliar. *
Discussion about this post