Indonesia berada di atas rata-rata bila berbicara pengetahuan dan keterampilan.
Tidak sedikit putera dan puteri Indonesia yang mendapatkan dalam olympiade matematika dan sains. Tetapi bila masuk ke wilayah mental-moral-akhlak, Indonesia terjun payung.
Mengapa mental? seorang teman dari Padang, Sumatera Barat bercerita, dahulu, kalau anak-anak Padang merantau atau menuntut ilmu di negeri orang, selalu di nasehati 3 hal oleh kedua orang tuanya.
Jangan mencilok kalo tidak terpakso. Jangan berzina kalo tidak suko sama suko. Dan jangan tinggalkan sholat kalo tidak lupo.
Kelihatannya menggelitik dan lucu. Tapi dibalik cerita ini, ada pesan moral kepada anak-anak rantau ini bahwa jangan mencuri, jangan berzina dan jangan meninggalkan sholat.
Ketiga hal tersebut amat mendasar bila dilaksanakan secara baik dan benar. Dalam prakteknya, manusia Indonesia ini tidak terbiasa dengan zona-zona SULIT sehingga mudah dan gampang untuk mencuri, mudah dan gampang untuk berzina dan mudah untuk meninggalkan sholat berdasarkan pesan moral orang tuanya.
Seharusnya, orang tua tidak perlu membumbuhi dengan kata-kata kalo tidak terpakso, kalo tidak suko sama suko dan kalo tidak lupo (sekalipun hal ini hanya sebuah cerita).
Mengapa bangsa-bangsa lain bisa mental nya baik dan benar.
Jepang penyembah matahari, orangnya bisa jujur, rajin dan sabar.
China penganut Khong Hu cu manusianya bisa disiplin dan jujur.
Indonesia yang punya Pancasila tapi akhlak dan mentalnya sangat rendah.
Kesimpulan nya, kembali kepada bagaimana proses pembentukan diri pribadi dan keluarga.
Kalau penulis, mengibaratkan seperti piramida terbalik, untuk menghasilkan manusia-manusia Indonesia terbaik, ada seleksi alam secara sunatullah.
Dalam Ilmu Kedokteran, sperma laki-laki yang jutaan banyaknya membuahi sel telur perempuan, itu yang jadi cuma satu.
Masya Allah. Berarti, ada proses seleksi untuk menghasilkan satu orang yang terbaik. Sehingga kita semua dapat berkesimpulan bahwa merubah Indonesia itu, dimulai dari merubah diri sendiri.
Tidak akan mungkin dan sangat mustahil kita dapat merubah Indonesia yang lebih baik kedepan, bila diri kita masih mencuri, berzina dan meninggalkan sholat.
Kata Ustadz ternama Dasad Latif, bila engkau merubah kehidupan mu perbaiki dulu sholatmu.
Ini berarti bila Indonesia ingin berubah, perbaiki dahulu sholat ummat Islam Indonesia. Banyak yang kita temukan, teman-teman aktivis, pencinta lingkungan dan teman-teman masyarakat anti korupsi Indonesia yang berteriak dan berdemo bahkan menulis di berbagai media menyalahkan Pemerintahan saat ini, baik Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota sementara mereka meninggalkan sholat, menghasut dan merampok, menerima suap dan mudah di sogok dan lain-lain.
Salah satu pesan terakhir dari pesan-pesan moral dalam cerita diatas, pesan orang tua kepada anaknya yang merantau adalah jangan menerima amplop kecuali isinyo.
Merubah Indonesia harus merubah diri sendiri. *
Discussion about this post