Suatu warning bagi putera-putera daerah bahwa saat ini dan kedepan, bila kalian tidak mempersiapkan kualitas, kompetensi dan kemampuan terbaik, maka cepat atau lambat posisi-posisi strategis di pemerintahan akan di isi oleh putera-putera terbaik bangsa yang berasal dari daerah lain.
Paradigma baru kepemimpinan saat ini telah mentransformasi sebagian nilai-nilai global memasuki wilayah lokal dan mengikis pandangan dan pemikiran yang berjalan di tempat dan tidak mendunia.
Banyak contoh di negara-negara modern dan maju, orang Timur Tengah bisa menjadi wallikota di Inggris. Ada orang Asia yang menjadi gubernur di Australia, dan lain-lain. Kondisi seperti ini sudah mulai terasa masuk dalam proses berpemerintahan dan bernegara di republik tercinta ini.
Peningkatan Kompetensi dan Sikap Mental Putra Daerah
Salah satu strategi agar putera-putera daerah tidak jadi penonton dan tamu di rumahnya sendiri adalah dengan meningkatkan kompetensi, kemampuan, keterampilan dan sikap mental terbaik.
Salah satu tugas Gubernur, Bupati dan Walikota adalah membuat program / kebijakan bidang SDM untuk memprioritaskan putera-putera daerah meningkatkan kualitasnya melalui pendidikan S1, S2 bahkan S3 yang dibiayai dari APBD setiap tahun nya.
Perguruan tinggi yang ada di daerah harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintahan daerah dibidang SDM.
Masih jauh lebih mulia dan terhormat membiayai atau menganggarkan untuk mempersiapkan SDM menjadi pemimpin kedepan dari pada membiayai pembangunan rumah sakit, jalan atau irigasi.
Tidak di birokrasi saja, dalam sub kultur ekonomi banyak para pengusaha, pedagang dan kontraktor non putera daerah yang tumbuh subur menguasai perekonomian.
Di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku, 80% perekonomian nya di kontribusi dan dikuasai oleh orang Bali, Jawa, Bugis dan Buton. Kondisi ini adalah normal dan stabil, tidak ada satupun warga lokal Papua yang keberatan.
Di Papua, banyak hotel-hotel berbintang yang dikuasai orang Jawa, Bugis Makassar dan lainnya. Semua ini kembali kepada faktor kemauan atau motivasi dari anak-anak daerah sendiri.
Tanpa adanya kemauan yang kuat untuk berkompetisi dalam penyelenggaraan pemerintahan saat ini dan kedepan, maka sudah dapat dipastikan anak-anak daerah akan menjadi penonton dan tamu di daerahnya sendiri. *
Discussion about this post