Oleh: Adian Napitupulu
BANYAK orang bertanya pada Saya arah dukungan Jokowi pada Capres 2024. Jawaban Saya adalah “Secara konstitusional maka Presiden sebagai Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan harus bersikap netral dan tidak berpihak dengan mengumumkan di depan umum.”
Lalu bagaimana dengan sikap Jokowi sebagai kader partai? Untuk menjawab ini ada banyak argumentasi yang bisa disampaikan kenapa seorang kader partai wajib menjalankan keputusan partai dan itu berlaku di semua partai tidak hanya PDI Perjuangan.
Tapi jika yang ditanya adalah pandangan saya secara pribadi maka saya akan menggunakan referensi sejarah untuk menjawab itu.
Pertama, dalam perjalanan hidup Jokowi, tercatat bahwa PDI Perjuangan adalah partai pengusung yang bersama rakyat telah membawa Jokowi dan keluarga mendapatkan 7 kali kemenangan tanpa putus, yaitu 2 kali menjadi walikota, 1 kali menjadi Gubernur DKI, dan 2 kali menjadi Presiden RI.
Di luar itu PDI Perjuangan sebagai partai pengusung juga berjuang membawa baik Gibran maupun Bobby menjadi wali kota Solo dan Wali kota Medan.
Sempurna!! 7 kemenangan untuk Jokowi dan keluarganya di persembahkan oleh PDI Perjuangan dengan seluruh kader kader nya.
Kedua, untuk 7 kemenangan itu tidak sedetikpun PDI Perjuangan meninggalkan Jokowi.
Seluruh kader PDI Perjuangan hingga tingkat anak ranting bergotong royong sebisa bisanya, mencetak atribut, berkeliling dari pintu ke pintu meyakinkan pemilih orang demi orang.
Ketua umum, Sekjend, seluruh DPP partai menjadi jurkamnas berkeliling berbagai Propinsi dan kabupaten pagi siang malam. Sungguh sangat melelahkan.
Apakah hanya itu? Tidak! Ketiga semua kader PDI Perjuangan di semua tingkat hingga DPR RI juga berjibaku mengamankan semua kebijakan Jokowi, Gibran maupun Bobby.
Discussion about this post