

LUWUK, Luwuk Times.ID – Harga ayam per ekor di pasar Simpong Kecamatan Luwuk Selatan Kabupaten Banggai meroket. Mahalnya harga ayam ini membuat pembeli sepi. Akibatnya 30-an pedagang ayam di pasar tradisional tersebut menjerit.
“Kondisinya sudah berjalan empat bulan. Para pembeli daging ayam di pasar sepi,” keluh salah seorang pedagang ayam kepada Luwuk Times, Jumat (08/01).
Pria yang mengaku sudah mengeluti profesi itu selama 10 tahun lebih ini menjelaskan, harga ayam dari perusahaan (setelah membeli dari peternak) dijual kepada para pedagang Rp30 ribu per kilo.
Dari pedagang ke konsumen rata-rata menjual Rp70 ribu per ekor. Padahal kata sumber yang meminta tak disebutkan identitasnya ini, standar harganya Rp50 ribu per ekor.
“Terpaksa kami memasang tarif seperti itu. Padahal sebelumnya standar harga di pasar Simpong Rp50 ribu per ekor,” kata dia.
Lelaki dua anak ini mengaku, harga jual per ekor sempat turun, antara Rp55 ribu-Rp60 ribu. Akan tetapi tidak bertahan lama. Harga jual ke konsumen kembali naik sampai dengan pekan pertama tahun 2021 ini.
Karena mahalnya harga ayam, sudah pasti daya beli berkurang. Padahal stoknya cukup banyak. Praktis memberi pengaruh terhadap pendapatan para pedagang ayam di pasar Simpong.
Harapan dia bersama 30-an pedagang, pemerintah dapat mencarikan solusi dari persoalan ini. Paling tidak ada intervensi yang dilakukan untuk menekan harga di tingkat perusahaan, setelah mereka memborong harga ayam di tingkat peternak.
“Setahu saya ada tiga perusahaan di daerah ini yang membelinya di tingkat peternak. Mereka inilah yang memainkan harga. Perlu ada langkah tegas yang diambil pemerintah melalui OPD teknis,” ucap dia. *
(yan)
Discussion about this post