Meskipun dalam beberapa penelitian mengatakan bahwa sebaliknya tingkat kriminalis imigran lebih rendah dibanding penduduk Amerika Serikat sendiri namun Trump melihat bahwa hal ini merupakan suatu ancaman dimana setelah hal tersebut presiden Donald Trump melakukan kebijakan untuk menjaga wilayah perbatasan agar tidak ada lagi imigran illegal yang masuk ke wilayah Amerika Serikat.
Dimasa pemeritahan Joe Biden ia kemudian menerapkan rencana untuk mengatasi permasalahan imigran secara aman, sah, dan tertib.
Yang pertama ia menghadapi ketidakstabilan, kekerasan, dan ketidak amanan ekonomi.
Kedua berkolaborasi dengan mitra regional termasuk pemerintah asing, organisasi internasional serta nirbala untuk menopang kapasitas negara lain untuk memberikan perlindungan bagi mereka pencari suaka.
Serta yang terakhir pengunsi Amerika Tengah dan pencari suaka memiliki akses ke jalur hukum ke Amerika Serikat. Perintah ini mengarahkan pada tindakan suaka Amerika Serikat serta panduan administrasi trump dalam pencari suaka.
Pada tahun 2021 Joe Biden menaikan jumlah penerimaan imigran dan mengesahkan Undang -undang kewarganegaraan Amerika Serikat pada tahun 2021, dimana ia merevisi kebijakan dan prioritas penegakan imigrasi dalam beberapa decade dan menciptakan program legalisasi terbesar bagi Amerika Serikat.
Joe Biden sendiri merevisi kebijakan serta prioritas imigrasi dan membatalkan eksekutif administrasi Trump yang memerintahkan untuk menghapus semua imigran dan mengarahkan Lembaga federal yang relevan untuk mengeluarkan panduan migrasi melalui program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA).
Kesimpulan
Dapat kita lihat perbedaan cara kepemimpinan antara Joe Biden dan Donald Trump saat menjadi presiden Amerika Serikat untuk menghadapi kasus imigran. Dimana lonjakan Imigran yang ada di Amerika Serikat terus naik setiap tahunnya.
Jika Presiden Donald Trump menutup akses untuk para imigran dengan menerapkan segala bentuk regulasi ketat agar dapat menjaga sekuritas keamanan di Amerika Serikat maka di masa pemerintahan Joe Biden justru ia lebih mengarah pada kelonggran regulasi dalam menghadapi imigran. Isu mengenai imigran memang termasuk dalam soft power namun dapat mengancam kestabilan negara.
Penerapan kebijakan Donald Trump yang menutup akses imigran terutama bagi yang beragama muslim sendiri ini menyebabkan adanya stigma buruk pada mereka yang beragama muslim di Amerika sendiri.
Oleh karena itu, diera pemerintahan Joe Biden dengan regulasi mengenai imigran yang barupun ingin memperbaiki situasi tersebut untuk menciptakan suasana kondusif secara merata bagi masyarakat serta pertemuan dan kesepakatan antara Joe Biden dan presiden Mexico diharapkan pada tahun 2023 ini dapat menghasilkan kesepakatan dan hasil yang baik untuk permasalahan imigran tersebut. *
Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia
Sumber :
Alamari, Muhammad Fauzan. 2020. “IMIGRAN DAN MASALAH INTEGRASI SOSIAL.” Jurnal Dinamika Global Vol. 5 No. 2, Desember 2020.
Pusparisa, Yosepha. 2021. “Amerika Serikat Paling Banyak Terima Imigran pada 2020.” databoks.katadata.co.id, Mei 18.
Putri, Kirana Amara. 2021. “Kebijakan Joe Biden dalam mengatasi imigran ilegal di Amerika Serikat .” research gate.
Voaindonesia. 2023. “Biden Bertemu Presiden Meksiko, Bahas Migrasi, Perdagangan, Narkoba.” voaindonesia.com, Januari 10.
Discussion about this post