Cepat atau lambat anomali dan krisis politik yang telah melanda pemikiran deskriptif dan aritmatik politik segera akan mengalami percepatan perubahan menuju Pemikiran politik eksponensial dan inferensial serta politik kalkulus yang lebih kreatif dan inovatif.
Dijegal dan Diprediksi Tidak Bisa Maju Capres dan Cawapres, Nyata Nya Bisa
Sebuah fenomena yang menarik untuk disorot dan dikomentari , adalah pasangan Anies Rasyid Baswedan & Abdul Muhaimin Iskandar (Amin).
Pasangan ini di prediksi akan gagal mendaftar sebagai Capres dan Cawapres, setelah beberapa saat yang lalu di terpa berbagai gelombang politik bahkan tsunami politik yang menimpa Partai Nasdem dengan kasus hukum Jhoni G Flate dan Sahrul Yasin Limpo.
Secara deskriptif atau arimatik, Publik meyakini bahwa pasangan AMIN ini tidak akan bisa maju, setelah kemudian Muhaimin Iskandar dipanggil KPK terkait kasus di Kementerian Tenaga Kerja Tahun 2012.
Para pengamat politik meyakini bahwa pemanggilan KPK terhadap Muhaimin ini sarat politik, tetapi penggagas dan inisiator Hari santri itu lolos dan tetap sabar serta koporatif atas panggilan KPK dan alhamdulillah kalkulus politik Muhaimin sangat efektif, demikian pun kalkulus politik Anis Baswedan yang dipanggil KPK beberapa saat yang lalu, tetapi semuanya tidak terbukti.
Pasangan Amin telah resmi mendaftar ke KPU pada hari kamis, 20 Oktober 2023 dan siap berkompetisi pada Pilpres 2024.
Sepertinya ada tanda-tanda alam atau isarat langit yang memudahkan pasangan ini untuk memenangkan Pilpres 2024 sekalipun hasil survei dari berbagai lembaga menempatkan pasangan ini paling rendah di bawah Prabowo dan Ganjar.
Secara statistika, survei ini adalah bagian terkecil dari disiplin ilmu statiska dan survei ini masuk kategori statistik deskriptif yang paling sederhana, yang tidak membutuhkan penalaran dan ketajaman berpikir.
Hanya mengambil sampel dari besarnya Populasi, kemudian di uji ke Publik apakah sampel ini mewakili atau tidak dari besarnya Populasi.
Di dalam statistik dan matematik, ada nama nya Probabilitas atau Peluang, sehingga semua analisa survei itu hanya bersifat prediksi, dan bias kesaalahan nya bisa besar atau bisa juga kecil, sangat tergantung kepada kualitas keterwakilan sampel.
Di dalam statistik dan matematik juga ada disiplin ilmu yang bernama Kontrol Kualitas, semuanya ini hanya alat bantu yang sifatnya peramalan dan prediksi.
Betul kata Anis Baswedan, bahwa dia lebih percaya kata-kata Wakil Ketua umum PKB dari pada mempercayai lembaga survei.
Menurut Amin, Semua harus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan, bila ada yang tidak mau berubah maka akan tergilas oleh perubahan itu sendiri.
Tinggal menghitung hari, perhelatan demokrasi memilih Pemimpin nasional terbaik segera akan di gelar.
Banyak hal-hal baru yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin, dan banyak hal yang tak masuk akal menjadi masuk akal bahkan ada hal yang tidak mungkin terjadi justru terjadi di depan mata.
Politik memang sangat dinamis dan selalu terjadi anomali, krisis bahkan revolusi politik hampir setiap waktu (Kuhn, 1971), dari deskriptif – aritmatik menuju kalkulus dan inferensial. *
Discussion about this post