Daya tarik yang begitu kuat dari Sub Kultur Kekuasaan (SKK) membuat semua sub kultur kehilangan orang-orang terbaiknya.
Siapa menyangka seorang Krisdayanti yang sudah hidup mapan, terkenal dan populer di sub kultur sosial masih ingin menjadi anggota DPR-RI. Apa yang di cari?
Siapa yang menyangka seorang Sandiaga Uno, Prabowo Subianto dan lainnya yang sudah hidup mapan dan bahagia masih ingin menjadi Presiden, Wapres atau Menteri. Apa yang di cari?
Maslow, seorang ahli motivasi kelas dunia menyebutkan bahwa ada satu kebutuhan manusia yang kebutuhan itu mengalahkan kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti: makan, seks, rumah, istri cantik, pendapatan tinggi, musik, dan lainnya.
Kebutuhan itu bernama Self Acktualisation yang diterjemahkan sebagai aktualisasi diri.
Seseorang belumlah merasa puas apabila aktualisasi diri nya belum di akui, dihormati dan dihargai oleh Publik.
Seorang pedagang kaya di sebuah desa menghadiri undangan nikah atau sunatan hanya mendapatkan tempat duduk di belakang atau bergabung dengan para petani.
Tapi seorang lurah atau camat bila di undang acara sunatan atau nikah di tempatkan di VIP tempat duduk dan meja terdepan dan terbaik dan di sambut dengan karpet terbaik yang telah di siapkan dan dikalungi bunga.
Kondisi-kondisi seperti ini yang tidak di dapatkan si sub kultur sosial (SKS) dan sub kultur ekonomi (SKE).
Kekayaan, popularitas dan ketenaran belum menjamin seseorang untuk puas dan bahagia, tapi bila aktualisasi diri nya di hormati dan diakui maka seseorang akan puas dan mensyukuri apa yang telah ia dapatkan.
Pensiun hanya sebuah simbol yang tertulis atau tidak tertulis. Seberapa pun penghargaan dan penghormatan yang diberikan kepada yang pensiun, ia akan tetap mencari jalan untuk mendapatkan pengakuan tentang dirinya sebagaimana sebelum ia pensiun.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad, masih ingin menjadi Perdana Menteri di usia 83 (delapan puluh tiga) tahun.
Akbar Tanjung mendapat gelar Doktor di usia 70 an tahun. Rusdy Mastura maju sebagai gubernur Sulteng dan terpilih di usia 70 tahun, dan seterusnya.
Tidak ada kata dan istilah pensiun selagi jantung masih berdenyut, masih memiliki impian dan cita-cita, memiliki semangat dan memiliki rasa pengabdian terhadap negara dan bangsa. *
Discussion about this post