Reporter Sofyan Labolo
PALU, Luwuk Times— Semua atlet, termasuk ofisial yang akan mengikuti PON XX Papua tidak sekadar mengantongi surat keterangan vaksin. Tapi wajib pula melakukan swab antigen dan rapid test malaria.
Ketentuan itu menjadi topik penting yang dibahas pada rapat koordinasi (rakor) panitia pengawas dan pengarah (panwasrah) bidang kesehatan PB PON dengan bidang kesehatan KONI daerah Indonesia yang dipimpin Wakil ketua Mayjen TNI (purn) Suwarno, Senin (02/08).
Untuk perwakilan KONI Sulteng turut hadir Komandan Puslatda KONI Liliana Muhidin dr Melisa, dr Rossalin dan dr Putu.
Dalam Rakor yang dilaksanakan di sekretariat KONI Sulteng itu, Bidang kesehatan PB PON menegaskan, pada PON Papua nantinya, disaat kedatangan semua kontingen, harus memenuhi beberapa persyaratan.
Karena masih tingginya penularan covid 19, maka atlet, pelatih dan semua official yang datang harus sudah di vaksin dan melakukan rapid antigen.
Selain itu, karena Papua merupakan daerah yang penyebaran malaria cukup tinggi, maka semua kontingen harus dirapid tes malaria.
Khusus untuk pencegahan malaria terhadap atlet, pelatih dan official yang datang di Papua, pihak PB PON sudah melakuan intervensi besar-besaran. Diantaranya melaksanakan fogging pada tempat penginapan dan semua area pertandingan.
DOPING ATLET
Hal lain yang menjadi pembahasan rakor adalah masalah doping atlet.
“Ini menjadi perhatian serius dari PB PON. Dalam melakukan pengawasan nantinya, PB PON dibantu KONI, agar untuk lebih tajam dalam mempelototi soal doping,” kata dokter dari PB PON Papua.
Yang terakhir, semua rombongan peserta PON Papua yang datang dan pulang akan dilakukan rapid tes malaria.
Sementara itu, Wakil Ketua KONI Pusat Mayjen TNI (Purn) Suwarno sebelum menutup rapat kordinasi bidang kesehatan mengaskan, semua peserta PON Papua, harus sudah divaksin dan melakukan rapid tes antigen.
“Tidak perlu tes lagi di bandara, yang ada hanya registrasi. Tetapi jika ada yang bergejala dan positif covid akan diisolasi oleh masing-masing kontingen,” kata Suwarno.
Khusus cabang olahraga body contak sebelum bertanding akan dilakukan rapid antigen. Dan khusus soal doping, ditegaskan Suwarno, bagi semua binaraga yang akan berlaga jika ada satupun atlet yang pakai doping, maka cabang ini tidak akan digelar pada pon XXI di Aceh dan Medan tahun 2025.
Warning Suwarno ini sengaja ditegaskannya karena cabang binaraga merupakan tempat ditemukan atlet yang menggunakan doping.
Tentang semua persyaratan dan ketentuan yang dikeluarkan bidang kesehatan mendapat jaminan Sekretaris KONI Sulteng Husni Alwi, ST. Alasannya, vaksin dan antigen sudah secara periodik dilakukan. *
Discussion about this post