Partai Demokrat yang pemilu sebelumnya zero kursi juga tak mau kalah. Mereka berhasrat merebut 4 kursi.
PAN pun demikian. Lewat keterangan pers, partai ini berupaya mempertahankan 3 kursi.
Bahkan menargetkan lebih dari jumlah kursi yang selama beberapa kali pemilu mentok di angka itu.
Sekalipun PBB yang sudah 2 periode tak punya wakil di DPRD Banggai tak mau kalah aksi dengan parpol lain. PBB memasang target 2 kursi.
Partai Perindo yang pada pemilu 2019 hanya memperoleh kursi semata wayang di dapil I Banggai mematok target 3 kursi.
PKS pun demikian, minimal mempertahankan 1 Fraksi di DPRD Banggai atau 3 kursi.
Mengandalkan para caleg wajah baru, PPP berkeinginan merebut 3 kursi.
Partai Hanura dan PKB sama sama berobsesi memiliki 1 fraksi utuh di DPRD Banggai.
Karena pada pemilu 4 tahun lalu, Hanura hanya punya 1 kursi dan PKB 2 kursi.
PSI juga tidak mau kalah. Partai non seat di Kabupaten Banggai ini pasang target 1 dapil 1 kursi.
Kursi Plastik
Target kursi parpol yang melebihi dari kuota di DPRD Banggai ini, memantik komentar dari aktivis Lintas Carita (LINCA) Syahrin Taalek.
Menurutnya, setiap parpol harus optimis mampu mengirimkan kader nya duduk sebagai wakil rakyat di legislatif.
“Namanya saja kompetisi. Setiap kontestan pemilu harus punya target pemenangan,” kata Syahrin.
Hanya saja sambung Syahrin, dalam memasang target perolehan kursi, setiap parpol harus punya indikator.
Selain mempertimbangkan kekuatan caleg internal juga harus menghitung power lawan politik dalam setiap dapil.
“Harus ada barometer sebelum memasang target. Tidak hanya sekadar cuap,” ucapnya.
Dengan menghitung akumulasi target kursi belasan parpol ini sambung Syahrin, maka ada kelebihan kursi.
Itu karena dari 35 kuota kursi, target parpol sudah mencapai 60-an kursi.
Jangan sampai kata Syahrin, karena tidak terealisasi target kursi tadi, ada caleg yang harus membawa kursi plastik dari rumahnya. *
Discussion about this post