Begitu pula dengan CSR yang oleh masyarakat tidak merata. Bahkan warga juga curhat, meski begitu banyak investasi, namun mereka belum merasakan perkembangan secara ekonomi.
“Banyak investasi, tapi pertumbuhan ekonomi rakyat Batui tidak naik,” kata Haji Udin.
Dalam reses sambung Ketua Fraksi PHP (PKB, Hanura dan Perindo) DPRD Banggai ini juga terungkap bahwa dana bagi hasil gas Pemda tidak memberikan porsi yang cukup dalam alokasi anggaran pembangunan untuk rakyat Batui dan Batui Selatan.
“Kemana DBH (dana bagi hasil) selama ini. Belum dirasakan rakyat Batui dan Batui Selatan,” ucapnya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya lagi kata politisi lalong tiga periode ini, masyarakat meminta kepada pemerintah daerah agar turun tangan, untuk membantu memperoleh hak atas lahan bekas tambak udang yang berada pada Sisipan atau eks perusahaan Banggai Sentral Shrimp yang sudah berakhir HGU nya.
Sementara itu, untuk warga Kecamatan Toili kata Haji Udin lagi, selain usulan program, mereka mengeluhkan tentang harga beras yang cenderung tidak stabil.
Itu penyebabnya, karena harga pupuk mulai merangkak naik. Sehingga petani mulai merugi atas hasil panen.
“Intinya, warga berharap kepada Pemda Banggai untuk bisa mengintervensinya, agar harga beras bisa stabil,” ucapnya. *
(yan)
Discussion about this post