LUWUK— 1 juta satu pekarangan yang menjadi salah satu program andalan Pemda Banggai dinilai rentan dalam proses pendistribusian ke masyarakat.
Metode 1 juta satu pekarangan kata Ketua Umum Forum Kota (Forkot) Kabupaten Banggai, Hasbi Latuba sebaiknya diubah.
“Metode 1 juta satu pekarangan sebaiknya diubah,” kata Hasbi kepada Luwuk Times, Jumat (01/07/2022).
Seperti apa metode yang dianggap ideal?
Hasbi mengatakan, Bupati dan Wakil Bupati Banggai, Amirudin dan Furqanudin harus bekerja cepat dengan cara memberdayakan tim penggerak PPK di 337 desa/kelurahan se Kabupaten Banggai, dengan dimotori Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Banggai, Camat dan para Kepala Desa.
Artinya lanjut Hasbi, Bupati dan Wakil Bupati bisa melaksanakan program 1 juta satu pekarangan itu secara serentak. Dengan cara buatkan lomba pemanfaatan pekarangan.
Pemerintah hanya menyiapkan bibit barito dan lainnya.
Bagi Hasbi, model seperti ini justru lebih efisien dan efektif, ketimbang harus memprogramkan setiap tahun agar semua desa tersalaurkan dana tersebut.
Akan tetapi cukup satu tahun anggaran program tersebut bisa selesai.
Hasilnya pun bisa langsung masyarakat merasakannya, mulai dari perkotaan hingga desa.
“Model seperti ini juga bisa memudahkan pengawasan dan hasilnya bisa dirasakan langsung warga,” ucapnya.
Sementara program 1 desa satu juta yang dicanangkan pemerintah, sebaran programnya ke beberapa OPD.
Dan Ini rawan dalam hal distribusi. Olehnya perlunya konsep yang jelas dan tepat sasaran.
Bayangkan saja pertegas Hasbi, kalau semua pekarangan terlombakan dengan memanfaatkan tim PKK secara serentak, komoditi tomat bisa melimpah ruah. Dengan begitu harga pasaran dapat tertekan karena suplus. *
Discussion about this post