Reporter Sofyan Labolo
LUWUK— Para atlet karate Banggai memang belum membawa medali pada kejuaraan nasional (Kejurnas) Karate Piala Ketua Umum PB FORKI 2021, bertempat GOR Sabilulungan, komplek Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
Kendati begitu, tidak menyurutkan semangat enam atlet karate masa depan Kabupaten Banggai tersebut.
Satu hal yang tidak kalah penting pada momentum itu. Yakni pada kejurnas yang pesertanya sebanyak 711 atlet dari 30 provinsi dan 22 perguruan se Indonesia, para atlet karate Banggai meraih pengalaman dan pelajaran baik dalam meniti prestasi kedepan.
Dari enam atlet karateka Banggai yang ikut serta pada kejuaraan berskala tertinggi itu, dua antaranya terhenti pada laga semifinal.
Namun pada saat perebutan juara 3, kedua atlet itu harus mengakui kelebihan lawan. Kedua atlet yang nyaris merebut medali perunggu itu adalah Miftah Fauzan Tandjungbulu dan Arya Rizky Ramadhan. Keduanya mengusung bendera PB Inkanas.
Baca juga: Seleksi Pencak Silat Selesai, Ato: Kami Masih Mencari 5 Kelas Tanding
Sedang empar atlet karateka lainnya yang membawa nama Pengprov FORKI Sulteng, hanya bisa sampai pada babak kedua.
Pada Kejurnas Karate Piala Ketua Umum PB FORKI 2021 kategori Cadet, Junior dan U-21 kali ini, DKI Jakarta keluar sebagai juara umum. Hingga laga terakhir Minggu (7/11/2021) malam WIB, kontingen ibu kota berhasil mengoleksi 10 medali emas, 3 perak, dan 4 perunggu.
Kejurnas Karate Piala Ketua Umum PB FORKI tahun 2021, ada tiga kelompok usia yang dipertandingkan, yakni kategori Cadet (14-15 tahun), Junior (16-17 tahun), dan U-21 (18-21 tahun).
Baca juga: Empat Cabor Terbanyak Siapkan Medali Porprov Sulteng
Untuk nomor yang dipertandingkan pada tiga kelompok usia mencapai 40 nomor pertandingan, yakni 12 nomor kategori cadet, 13 nomor kelompok usia junior dan 15 nomor pada kelompok usia U-21.
BANYAK PELAJARAN
Pelatih Pengkab FORKI Kabupaten Banggai, Alan Nuary Abdussama, SH, Selasa (09/11) mengaku, banyak pelajaran yang kami petik pada laga ini. Salah satunya, atlet karate Kabupaten Banggai harus mengambil contoh dari sistem pembinaan pada daerah maju. Sebut saja DKI Jakarta.
“Walaupun tidak harus sama, tapi minimal sedikit kami bisa mengikuti. Mereka matang dan mereka banyak teruji,” ucap Alan.
Pada kesempatan itu, atas nama Pengkab FORKI Banggai, Alan memohon maaf kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, atas raihan yang belum maksimal ini.
Baca juga: Dipakai Warkop, Aset Pemda Diusul jadi Sekretariat FORKI Banggai
Akan tetapi pertegas Alan, ini bertahap. Dan ini butuh proses. Olahrga tidak terukur seperti karate, faktor paling mempengaruhi kesiapan dan kematangan atlet adalah jam terbang.
Alan mengaku, bukan hanya mereka atlet yang saat ini belum bisa menyumbangkan medali pernah merasakan kekalahan. Tapi dia dan beberapa senior lainnya sebagai mantan atlet berprestasi nasional maupun internasional, saat memulai kompetisi tingkat nasional beberapa kali mengalami kekalahan.
Alan berharap, dengan keikut sertaan kegiatan berskala nasional seperti ini, karate Banggai akan terus menimbah ilmu. Dan akan menjadi bahan evaluasi untuk prestasi yang lebih baik akan dating. Bahkan bisa melebihi sejumlah prestasi yang ada sebelumnya.
“Terima kasih Pemda Banggai. Terima kasih juga KONI Banggai beserta semua pihak yang sudah memberi support,” ucap staf Sekretariat KONI Banggai ini. *
Discussion about this post