Reporter Hasbi Latuba
LUWUK— Terjadinya kenaikan sejumlah harga, mulai dari bahan-bahan bangunan hingga sembilan bahan pokok, karena adanya oknum penjual yang sengaja menentukan harga secara sepihak.
Pemda Banggai melalui instansi teknis harus punya langkah intervensi terhadap permainan harga tersebut.
Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Kabupaten Banggai Anwar Hasan mengaku prihatin terhadap fenomena pasca kenaikan tarif bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah pusat.
Kepada Luwuk Times, Jumat (16/09/2022), Anwar Hasan mengatakan, sebaiknya pemerintah daerah intens mengawasi kenaikan harga. Bahkan saran dia, segera menetapkan harga ideal sebagai acuan.
Jika tanpa pengawasan serta intevensi dari Pemda Banggai sambung Anwar, maka jangan heran Banggai menjadi kabupaten tertinggi dalam penerapan harga semua kebutuhan. Sehingga daya beli masyarakat semakin menurun.
“Market kita ini harus terjaga. Meski kita tahu ada mekanisme pasar,” ucapnya.
Tapi kalau harga jual tidak rasional lagi, maka kenaikannya menjadi sporadis. Sehingga tekan Anwar lagi, perlu intervensi pemerintah.
“Harga BBM memang naik. Tapi biaya ekspedisi masih tetap alias tidak ada yang naik. Ko kenapa tiba-tiba harga barang di pasar ikut naik,” tanya Anwar.
Ia tidak setuju jika kenaikan bahan bangunan dan sembako akibat imbas dari naiknya biaya bongkar muat pelabuhan.
Sejak kenaikan BBM, belum ada keputusan untuk menaikkan harga bongkar muat di pelabuhan.
“Karena kita tahu betul tentang kesulitan warga jika ongkos buruh juga ikut naik. Sudah pasti berimbas luas,” tandasnya. *
Discussion about this post