Afandi
LUWUK, Luwuktimes.id— Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai mencatat Oktober 2020 Kabupaten Banggai mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dan mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,79 pada periode September 2020 menjadi 107,45.
Terjadinya deflasi pada Oktober 2020 di Kabupaten Banggai, maka laju inflasi tahun kalender dari Desember 2019 hingga Oktober 2020 adalah sebesar 0,77 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun dari Oktober 2019 hingga Oktober 2020 sebesar 0,92 persen.
Dari 11 kelompok pengeluaran, tercatat 4 diantaranya menjadi penyumbang deflasi yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok rekreasi olahraga dan budaya serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar pada deflasi Oktober 2020 diantaranya berasal dari komoditas ikan seperti, ikan lolosi, ikan katamba, ikan selar, ikan cakalang, dan ikan bubara. Harga ikan yang turun atau kembali normal pada Oktober 2020, setelah kenaikan di September 2020 diduga menjadi salah satu penyebabnya,” ujar Kasi Statistik Distribusi BPS Kabupaten Banggai, Afandi, kepada Luwuktimes.id, belum lama ini.
Deflasi yang terjadi kata Afandi masih dalam taraf wajar, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Kebutuhan pangan di daerah masih tercukupi, namun memang selama ini pergerakan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sekecil apapun dapat menjadi pemicu inflasi atau deflasi di Kabupaten Banggai.
Pergerakan harga ikan pada Oktober 2020 mampu mempengaruhi tingkat inflasi di Kabupaten Banggai, karena komoditas tersebut memiliki bobot dan nilai konsumsi yang besar di masyarakat.
Selain itu lanjut dia, adanya musim tangkap dan permintaan pasar terhadap ikan juga memiliki andil dalam memengaruhi naik turunnya harga hingga tingkat inflasi.
Dari 90 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, tercatat sebanyak 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Kabupaten Banggai sendiri dengan deflasi 0,32 persen menempati urutan ke-9 inflasi di tingkat nasional maupun kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua). Di tingkat nasional inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga (1,04 persen) dan deflasi tertinggi terjadi di Manokwari (1,81 persen). Sedangkan, dari 21 wilayah Sulampua inflasi tertinggi terjadi di Kota Palu (0,41 persen) dan deflasi tertinggi terjadi di Manowari (1,81 persen). *
Reporter: Usman
Redaktur: Sofyan
Discussion about this post