Oleh: Ferdy Moidady
“TINGKATKAN koordinasi dan antisipasi potensi kerawanan yang mungkin muncul agar Pemilu dan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2024 lancar sehingga proses lahirnya pemimpin-pemimpin transformatif,” (Wakil Presiden Ma’ruf Amin)
Pernyataan Wakil Presiden di atas, diambil dari Harian Kompas (21/7/2023) saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XV Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2023 dan Apkasi Otonomi Expo, di Internasional Convention Center BSD, Tangerang, Kamis (20/7/2023).
Penulis ingin mengulas pernyataan Wakil Presiden kita, membahasnya dengan ringan. Dan mencoba menghubungkan ‘koordinasi dan antisipasi potensi kerawanan’ dengan dialog. Apakah ada keeratan hubungannya? Dan seperti apa hubungannya?
Koordinasi adalah proses atau tindakan mengatur atau menyelaraskan aktivitas atau upaya dari beberapa individu atau pihak, agar bekerja sama mencapai tujuan bersama. Tujuan koordinasi meliputi pencapaian efisiensi, menghindari kesemrautan, dan memastikan setiap anggota, kelompok, atau sistem bekerjasama mencapai sasaran tertentu.
Koordinasi dapat berlaku dalam berbagai hal, termasuk dalam organisasi, tim proyek, pemerintahan, atau bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam organisasi, koordinasi melibatkan tim yang berbeda bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam tim proyek, koordinasi berarti memastikan bahwa setiap anggota tim memahami peran dan tanggung jawab mereka serta bekerja bersama untuk menyelesaikan proyek dengan sukses.
Di tingkat pemerintahan, koordinasi melibatkan berbagai badan atau kementerian yang berkoordinasi untuk menyusun kebijakan, menjalankan program, dan mengatasi masalah sosial dan politik.
Bagaimana hubungan koordinasi dengan dialog? Keduanya saling berhubungan erat. Dialog adalah salah satu cara komunikasi yang paling penting untuk mencapai koordinasi yang efektif.
Ketika berbicara tentang koordinasi dalam bidang sosial atau organisasi, dialog memungkinkan orang-orang untuk berbagi informasi, pandangan, dan pemahaman mereka tentang tujuan bersama, serta membahas cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Tanpa dialog yang baik, akan sulit untuk mencapai koordinasi yang efektif, karena setiap pihak mungkin memiliki pemahaman yang berbeda tentang apa yang harus dilakukan atau bagaimana cara melakukannya.
Dalam dialog, orang dapat bertanya, memberi tahu, dan mencari pemahaman dari orang lain.
Ini membantu dalam membangun kesepahaman yang lebih baik, menemukan titik kesamaan, menyelesaikan perbedaan, dan akhirnya menyelaraskan usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Proses dialog juga memungkinkan membangun hubungan timbal balik yang kuat, yang mendukung kerja sama dan kepercayaan antar individu atau kelompok yang terlibat.
Dialog menjadi sarana yang kuat untuk mencapai koordinasi yang efektif di antara berbagai individu atau kelompok yang memiliki tujuan bersama.
Dialog adalah jembatan yang menghubungkan satu titik koordinasi dengan titik koordinasi lain atau satu titik dengan beberapa titik sekaligus. Bila dialog lemah, hubungan titik koordinasi bisa lemah.
Dialog dapat diandalkan sebagai alat agar koordinasi berjalan efektif. Dengan dialog, satu atau lebih simpul koordinasi yang lemah bisa dikuatkan serta ditingkatkan.
Dengan dialog, kita mampu mengenali dengan baik bagian mana yang bermasalah dari proses koordinasi dan bisa diselesaikan serta mengurangi risiko tertentu.
Dialog juga berperan penting dalam mengantisipasi kerawanan konflik sosial dan politik. Berbagai masalah sosial, politik, atau budaya sering kali menjadi penyebab konflik di masyarakat. Melalui dialog yang terbuka dan konstruktif, potensi konflik dapat dikurangi atau bahkan dihindari sama sekali.
Dialog memungkinkan berbagai pihak untuk saling berbagi pemahaman dan pandangan mengenai hal-hal yang mempengaruhi mereka. Dengan memahami perbedaan dan persamaan di antara anggota masyarakat, kesalahpahaman dapat diatasi dan diperbaiki bersama.
Jadi, dialog pun bisa menjadi alat untuk mengatasi potensi kerawanan apapun, sebagaimana dialog menjadi alat koordinasi. Semoga Tuhan selalu melindungi dan menyayangi kita dalam menghadapi permasalahan apapun.
“Dialog (yang baik) adalah alat yang paling kuat untuk menjembatani kesenjangan dan menciptakan pemahaman yang lebih dalam di antara individu-individu yang berbeda.” (Nelson Mandela). *
Penulis adalah pemerhati komunikasi, Pengajar Matematika, Sejarah dan IPA berasal Luwuk Banggai dan berdomisili di Cinere Depok Jawa Barat
Discussion about this post