Oleh: Kompol Pino Ary, SIK., SH., MH dan Robby F. Nuraga, S.Sos., M.Si
BEBERAPA waktu yang lalu, Kepolisian Resort Banggai (Polres Banggai) melaksanakan Apel Siaga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan melibatkan unsur terkait seperti: TNI, Satpol PP, Damkarmat, BPBD, Orari, Basarnas, KPH Balantak dan unsur lainnya bertempat di halaman Mapolres Banggai.
Pelaksanaan Apel Siaga penanggulangan kebakaran diapresiasi oleh banyak pihak dan diharapkan dapat diimplementasikan secara sustainability, karena bersentuhan dengan aspek sosial dan lingkungan. Karhutla saat ini kecenderungan dipicu oleh kemarau ekstrim yang kini masih terjadi di Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa kemarau ekstrim yang melanda di negara Indonesia harus terus diwaspadai karena diprediksi masih akan berlangsung dan diperkirakan akan berakhir pada bulan Maret 2024.
Provinsi Sulawesi Tengah termasuk Kabupaten Banggai yang berada di garis khatulistiwa merupakan wilayah atau daerah yang harus diberikan perhatian khusus karena tentu saja derajat kemaraunya akan lebih terasa ekstrim daripada daerah lainnya. Hal ini berarti bahwa kesiap-siagaan terhadap potensi Karhutla sebagai dampak kemarau ekstrim harus ada langkah-langkah antisipatif sampai beberapa bulan kedepan.
Adapun dampak Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah rusaknya ekosistem, berpotensi musnahnya flora dan fauna yang hidup dihutan, mengancam cadangan air, hutan gundul dapat berakibat tanah longsor/banjir dan tersebarnya asap yang dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan sebagainya. Karena itu, eksistensi Karhutla tidak boleh disepelekan dan penanganannya perlu melibatkan unsur atau institusi terkait. Penanggulangan Karhutla adalah wujud dari kerja-kerja kolaboratif sehingga perlu untuk diintervensi melalui beragam tindakan-tindakan konkrit termasuk denganmenyelenggarakan Apel Siaga.
Apel Siaga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan Apel Siaga yaitu Apel untuk mengetahui kesiapan dalam pelaksanaan tugas.
Dalam konteks penanggulangan Karhutla maka kesiapan sumber daya seperti personil yang memiliki kompetensi dan sarana prasarana yang dimiliki oleh semua instansi atau institusi yang terkait dengan kegiatan penanggulangan Karhutla sebagaimana tersebut diatas sudah benar-benar siap sesuai dengan peran dan tugas yang diemban baik bersifat langsung maupun bersifat dukungan.
Sesungguhnya Apel Siaga mensyaratkan kolektivitas dan soliditas dalam kesamaan persepsi dan tanggung jawab secara bersama.
Itulah sebabnya, eksistensi Apel Siagatidak dapat dianggap sebagai formalitas semata-mata akan tetapi keberadaannya sangat strategis untuk diimplementasikan pada tataran empiris khususnya dalam kegiatan penanggulangan Karhutla.
Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla di wilayah hukum Polda Sulawesi Tengah maka fokus untuk diberi perhatian adalah sebagai berikut:
1. Saling mendukung untuk memberikan pemahaman dan peringatan kepada masyarakat pada sekitar Kawasan hutan agar tidak membakar sampah, rumput atau puing-puing karena pembakaran ini dapat memicu Karhutla yang tidak disengaja.
2. Deteksi dini titik api dengan memonitoring secara rutin bersama TNI, stakeholder dan elemen masyarakat disertai dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat yang berada pada sekitar Kawasan hutan.
3. Melakukan tindakan preventif dengan mencegah terjadinya Karhutla terutama di wilayah yang rentan dengan melibatkan TNI, Polri dan Kepala Desa serta bila perlu mendirikan Posko terpadu pada wilayah yang dianggap rentan.
4. Respon cepat untuk mengendalikan api sekecil apapun agar tidak membesar dan menyebar.
5. Tindak tegas siapapun yang melakukan pembakaran hutan dan lahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
6. Menumbuhkan sikap kesadaran kolektif terutama pada warga yang berdomisili disekitar area kawasan hutan untuk tidak melakukan pembakaran pasca pembukaan lahan perkebunan/pertanian.
Akhir kata, upaya penanggulangan Karhutla adalah sebuah konsep kerja kolaboratif dan soliditas dari sebuah team work, sehingga setiap kejadian Karhutla dapat dengan sigap untuk dilokalisir dan dikendalikan. *
Penulis adalah Wakapolres Banggai dan Sekdis Damkarmat Kabupaten Banggai
Discussion about this post