Luwuktimes.id — Anggota DPRD Kabupaten Banggai asal Partai Gerindra Naim Saleh mendorong perlunya pengembangan pertanian berbasis teknologi.
“Cara bertani kita tidak mengalami kemajuan. Sepuluh tahun yang lalu, kita swasembada pangan. Tapi sekarang justru jauh,” kata Naim pada rapat kerja rancangan awal (Ranwal) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Banggai 2025-2045 di kantor DPRD, Senin (19/2/2024).
Naim Saleh menjelaskan, hampir 70 persen penduduk di Kabupaten Banggai berprofesi sebagai petani atau pekebun.
Dari persentase yang cukup besar itu nilai Naim, cara pengelolaan pertanian seolah tanpa perubahan dari tahun ke tahun.
Menurutnya, tak ada artinya penyusunan rencana jangka panjang dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.
Sementara dalam kurun waktu lima tahun belakangan tidak menunjukkan progres menggembirakan.
Sebagai daerah yang penduduknya terbesar mengandalkan pertanian atau perkebunan tutur Naim, maka tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk mendorong pengelolaannya dengan memanfaatkan teknologi.
Pemerintah daerah sebut dia, membuat kajian benih hingga pengelolaannya. Balai pertanian betul-betul berfungsi dengan baik. Dengan begitu, petani tidak dibiarkan begitu saja.
“Tujuh puluh persen pertanian, sudah harus dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi. Bagaimana menerapkan teknologi, karena hari ini mundur sekali. Apa artinya disusun rancangan 20 tahun ke depan, selama kurun waktu 5 tahun belakangan tidak menunjukkan hal baik. Bahkan menunjukkan kemunduran,” ungkapnya.
Naim Saleh mengkhawatirkan ketika sumber daya alam andalan Kabupaten Banggai, salah satunya migas, maka akan berkonsekwensi terhadap menurunnya pendapatan masyarakat.
“Jangan-jangan sumber daya alam kita habis, jadi parah. Terus solusinya apa setelah sumber daya alam gas kita habis. Tolong ini dipikirkan dengan baik,” tegas Naim Saleh. * stp
Discussion about this post