Oleh: Febrio Canavaro Lanusi
STUNTING adalah salah satu tantangan besar dalam dunia kesehatan yang terus menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banggai.
Anak-anak yang mengalami stunting tidak hanya terhambat dalam pertumbuhan fisik. Tetapi juga mengalami gangguan kognitif yang berdampak pada kemampuan belajar dan produktivitas di masa depan.
Sebagai wilayah yang memiliki angka stunting cukup tinggi, Kabupaten Banggai perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengentaskan masalah ini.
Program Dapur Sehat Anti Stunting (Dasyat) yang diluncurkan pemerintah daerah menjadi langkah inovatif yang patut diapresiasi. Namun, keberhasilan program ini membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang tidak bisa diabaikan. Menurut laporan UNICEF, anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan anak-anak dengan gizi cukup.
Selain itu, stunting juga berdampak pada produktivitas ekonomi jangka panjang karena keterbatasan kemampuan fisik dan mental individu. Di Kabupaten Banggai, angka stunting yang tinggi menjadi pengingat bahwa penanganan masalah ini tidak bisa ditunda.
Fokus utama harus diarahkan pada pencegahan, khususnya dalam 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak, karena masa ini merupakan periode emas dalam perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Sebagai langkah nyata, program Dasyat hadir untuk menjawab tantangan ini. Program ini memanfaatkan pendekatan berbasis komunitas dengan mengedukasi masyarakat, terutama ibu rumah tangga, tentang pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang.
Tidak hanya itu, program ini juga melibatkan tokoh masyarakat dan posyandu untuk memastikan keberlanjutan di tingkat lokal.
Dalam pelaksanaannya, program ini telah menunjukkan hasil positif, seperti penurunan angka stunting di beberapa desa pilot hingga 15%.
Dengan keberhasilan ini, Dasyat membuktikan bahwa pendekatan lokal dan partisipasi masyarakat dapat menjadi solusi yang efektif.
Namun, perjuangan menuju nol stunting tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Keberhasilan membutuhkan kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta.
Pemerintah harus memastikan adanya kebijakan yang mendukung dan alokasi anggaran yang memadai untuk memperluas program ini.
Di sisi lain, masyarakat dapat membentuk kelompok pendukung di tingkat desa untuk memberikan edukasi dan memantau perkembangan anak-anak.
Sektor swasta juga memiliki peran penting, misalnya melalui program CSR yang mendukung fasilitas dapur sehat atau distribusi bahan makanan bergizi.
Kolaborasi lintas sektor inilah yang menjadi kunci dalam menciptakan perubahan signifikan.
Kabupaten Banggai memiliki peluang besar untuk menjadi teladan nasional dalam mengentaskan stunting.
Dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan memperkuat program seperti Dasyat, target nol stunting bukanlah mimpi yang mustahil.
Melalui kerja sama yang erat dan komitmen yang kuat, kita dapat mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Inilah saatnya bagi kita semua untuk mengambil peran dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Banggai. *
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Discussion about this post