Tekanan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini yang sangat hedon dan materialisme merupakan akibat dari gaya hidup bangsa yang sudah jauh dari nilai-nilai Pancasila dan ayat-ayat langit.
Keseimbangan kehidupan yang benar dan lurus itu adalah menyeimbangkan gaya dunia dan gaya akhirat, dengan klausal kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan dunia.
Kalimat ini sekaligus menjelaskan bahwa ummat manusia ini tujuan kehidupan yang sebenarnya menuju akhirat, dan bila ini dilakukan dengan benar maka apapun cita-cita nya didunia akan terkabulkan.
Sebaliknya, bila manusia hanya mengejar dunia maka yang didapatkan nya hanya kehidupan dunia yang sementara serba sandiwara dan menipu ini.
Banyak manusia yang tidak menyadari hakekat kehidupan yang di ajarkan Tuhan.
Mereka terlena serta silau dengan segala keberhasilan dan kesuksesan yang tidak bermakna apa-apa bagi kehidupan selanjutnya.
Akhir itu lebih baik dari pada awal, bukan lah sebuah kalimat yang diciptakan untuk menghibur manusia agar mengutamakan akhirat dari pada dunia.
Kalimat ini adalah hukum kehidupan, yang tidak saja berlaku bagi umat Islam tetapi juga bagi seluruh umat manusia yang memiliki Agama berbeda.
Sekalipun ia penyembah matahari, maka ia akan mendapatkan rahman dari Allah di dunia tetapi ia tidak mendapatkan Rahim dari Allah di akhirat.
Selalu ada keseimbangan yang harus menjadi pelajaran bagi ummat manusia. Bila ada akibat, maka pasti ada penyebabnya.
Tidak akan mungkin terjadi sebuah pengkhianatan Politik, bila tidak ada penyebab politiknya.
Tidak akan mungkin Muhaimin Iskandar hengkang dari Koalisi Gerindra, bila tidak di dahului dengan perilaku politik yang menyimpang dari Prabowo dan Gerindra.
Tidak akan mungkin AHY, SBY dan Partai Demokrat menarik dukungan dan hengkang dari Koalisi Anies bila tidak ada sesuatu yang sangat menyakitkan.
Tuhan selalu membuat keseimbangan, agar manusia sadar akan hakekat kehidupan yang benar dan baik.
Sebaliknya tidak akan mungkin Surya Paloh dan Nasdem berinisiatif untuk menggagas cawapres Muhaimin Iskandar bila tidak ada tekanan politik yang lebih baik.
Apa yang sudah terjadi dalam kehidupan politik bangsa pada hari ini, semuanya di gerakkan dan di desain Oleh Tuhan agar terjadi keseimbangan politik yang indah, ditengah pujian-pujian terhadap Prabowo dan Ganjar Pranowo yang sangat berat sebelah.
Siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden dan wakil Presiden pada 2024 nanti, harus di yakini sebagai aksi dan reaksi.
Harus diyakini pula sebagai hukum akhir itu lebih baik dari pada awal.
Harus diyakini sebagai hukum sebab akibat. Dan harus diyaikini bahwa gaya kepemimpinan akan sama dengan tekanan kepemimpinan. *
Discussion about this post