BANGGAI— Kabar gembira buat masyarakat Kabupaten Banggai Laut (Balut) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Wilayah hasil pemekaran Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) itu tengah mendapat bidikan pemerintah pusat untuk disulap menjadi kawasan pengembangan industri maritim.
Dan informasi tersebut turut dipertegas Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sulawesi Tengah Atha Mahmud saat pidato pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Kabupaten Banggai Laut, Pembukaan Rakordasus dan Pendidikan Politik, pada salah satu Hotel di Banggai, ibu kota kabupaten Banggai Laut, Minggu (06/03/2022) malam.
Kata Atha Mahmud, walaupun Banggai Laut jauh dari cerita yang berkaitan dengan isu penundaan pemilu, krisis pasca pandemi dan Ibu Kota Nusantara, akan tetapi bukan berarti daerah ini luput dari perhatian nasional.
“Banggai Laut ini sedang terbidik sebagai Kawasan Pengembangan Industri Martim yang tengah menjadi perbincangan hangat nasional. Puluhan kontainer ikan-ikan kelas telah dieksport ke Jakarta setiap bulannya, ke luar negeri dan daerah-daerah tetangga seperti Manado dan Makassar,” katanya.
Politik Nasional
Hal itu cukup memberi alasan bagi kita lanjut Atha Mahmud, bahwa Banggai Laut bukanlah daerah yang terisolasi dari dinamika politik nasional.
Sebelumnya, pada awal pidatonya, Atha Mahmud menyebut, Demokrasi kita sedang menghadapi ujian baru dengan sejumlah tantangan bangsa yang menyertainya.
“Karena itu, kesungguhan dalam melaksanakan agenda partai harus terhubung dengan segala dinamika kebangsaan yang sedang kita hadapi. Isu berkaitan dengan Penundaan pemilu, krisis pasca pandemi, dan ibukota nusantara, adalah hal-hal strategis yang harus kita pandang berhubungan satu sama lain dengan peran Partai Politik,” ungkapnya.
Dalam duduk perkara ini, lanjut Atha Mahmud mengingatkan, semua kader harus memahami dengan konsekwen tujuan utama kita berada di Partai NasDem.
“Saya mengetahui persis, dan memahami, antara kader masih ada yang terjebak dengan pandangan politik yang sempit pada permukaan,” kata Atha.
Ia juga mengutarakan tentang garis politik NasDem dalam Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia.
Ini bukan sekedar jargon yang kita pilih untuk sekedar tampil gagah-gagahan, agar terlihat mentereng atau sekedar berbeda.
“Tidak! Itu jargon yang penuh dengan harapan, mimpi, perjuangan, tentang apa itu National Interest Persepektif,” sebut Atha.
“Dalam dunia yang sedemikian maju seperti sekarang ini, pemahaman kita yang tradisional tentang peran partai politik harus segera kita tinggalkan. Pemahaman seperti misalnya melihat Partai sebagai kendaraan politik semata, sebagai tempat ngumpul, sekedar ingin mendapat sebutan orang politik,” tambah Atha.
Pemahaman yang tradisional dan awam semacam itu kata Atha Mahmud, tidak akan membuat partai ini memiliki daya tahan.
“Oleh karena itu, upaya untuk memajukan gerak partai ini, tidak ada pilihan selain memajukan Pendidikan Politik dan mengairahkan Kembali diskusi-diskusi politik,” pungkasnya. *
(rilis)
Discussion about this post