Reporter Hasbi Latuba
LUWUK – Salah satu penyebab harga bahan pangan dan bangunan terus mengalami kenaikan, karena tingginya biaya angkut barang dari pelabuhan ke gudang penampung.
“Mulai dari pelabuhan ke gudang penampung, semua butuh biaya besar. Belum lagi biaya buruh,” kata salah seorang buruh pelabuhan, kepada Luwuk Times, Sabtu (17/09/2022).
Tanpa menyebut identitasnya, ia mengatakan, akibat biaya operasional yang tinggi, kenaikan tak bisa terhindari.
Mulai dari distributor hingga pengecer akan menaikan barangnya. Utamanya bahan bangunan dan sembilan bahan pokok.
Sejatinya ini bisa terselesaikan dengan cara campur tangan pemerintah daerah melalui perusahaan daerah (Perumda). Seperti menyiapkan terminal petikemas luar pelabuhan.
Senada dengan buruh pelabuhan tadi, Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Kabupaten Banggai angkat bicara.
Biaya Tambahan
Melalui ketuanya Anwar Hasan menegaskan, otoritas pelabuhan tidak membolehkan kontener berlama lama dalam pelabuhan.
“Kita terbatas 5 hari saja setelah bongkar barang dari kapal ke lokasi penyimpanan kontener dalam pelabuhan,” ujar Anwar Hasan kepada Luwuk Times, Jumat (16/09/2022).
Loginya kata Anwar, yang punya barang tentu akan mempertimbangkan dengan biaya sewa kontener yang melebihi batas waktu sewa.
Bahkan lokasi penyimpanan kontener milik ekspedisi juga ikut terbatasi hanya 5 hari kerja.
Kalau lebih dari itu, maka pemilik barang terkenakan biaya tambahan. Rata rata pemilik barang tak punya gudang, tapi hanya mengandalkan kontener.
Discussion about this post