Terdapat risiko terkait invasi Rafah, dan terdapat konsensus Israel mengenai hal tersebut. Konsensus ini membantu Netanyahu untuk melanjutkan agresi.
“Namun pertanyaan utamanya adalah, akankah operasi militer ini mencapai tujuannya? Apakah mereka akan membuat para tahanan kembali hidup? Akankah mereka berhasil menumpas perlawanan?!!! Mengakhiri perlawanan adalah masalah yang ada di belakang Netanyahu, dan mencapai tujuan yang mereka nyatakan tidak akan tercapai,” urai Al-Hindi.
Israel tutur Al-Hindi, mundur dari Perjanjian Kerangka Kerja Paris, dan pihak perlawanan menyampaikan tanggapan mereka terhadap perjanjian tersebut secara rinci (menghentikan agresi dan bagaimana memberikan bantuan).
Mereka juga mundur dari kesepahaman yang terjadi di Kairo, dan Netanyahu mengirim delegasi di sana hanya untuk mendengarkan.
“Kita dihadapkan pada penundaan dan penundaan, dan satu-satunya kekhawatiran mereka adalah kembalinya para tahanan Israel tanpa biaya apapun. Para tahanan adalah kartu di tangan perlawanan, mengkhawatirkan Israel dan Amerika menginginkan gencatan senjata sementara. Setelah itu, mesin militer pendudukan Israel akan kembali membunuh rakyat kami di Gaza,” ujar dia.
Faktor penentu utama dari setiap perjanjian pertukaran tahanan yang baru adalah penghentian total agresi, penarikan tentara pendudukan dari Jalur Gaza, kembalinya keluarga tersebut ke rumah mereka. Bahkan jika rumah mereka dihancurkan, dan jaminan rekonstruksi harus memberi jaminan bahwa pembantaian terhadap rakyat Gaza tidak akan terulang kembali.
“Israel hanya memperhitungkan situasi internal Israel dan pemerintahan Amerika saja.
Pemerintahan Amerika saat ini tidak memiliki harapan untuk menghentikan agresi yang sedang berlangsung terhadap rakyat kita, dan demonstrasi di jalan-jalan Amerika mungkin menimbulkan tekanan, namun hal ini tidak berarti mengubah posisi dukungan tanpa batas terhadap kelanjutan agresi,” ungkapnya.
Rakyat Gaza mengandalkan kinerja para pejuang perlawanan di lapangan dan ketabahan rakyatnya. Sementara negara-negara Arab dan Islam memiliki banyak cara untuk menekan yang belum dilakukan.
Operasi kelompok Ansar Allah di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab memberikan dampak yang signifikan terhadap musuh Israel dan negara-negara barat yang mendukungnya.
Diam adalah partisipasi dalam agresi Israel, dan kita sudah putus asa untuk mengajukan permohonan kepada rezim Arab.
Keburukan muncul dalam bentuk dasarnya dalam agresi ini, dan Israel memanfaatkan keheningan ini untuk menghapus masalah Palestina. “Seluruh wilayah akan terpengaruh oleh hasil pertempuran ini. Siapa pun yang tidak bertindak sekarang tidak akan dapat berbicara di masa depan, dan oleh karena itu, kelompok Ansar Allah di Yaman akan mendapatkan status dan kehadiran efektifnya secara regional dan internasional setelah pertempuran ini tanpa keraguan sedikit pun,” demikian Muhammad Al-Hindi. * stp
Discussion about this post