JAKARTA, Luwuk Times— Kebiasaan Israel mengingkari segala bentuk perjanjian kerap terulang. Gencatan senjata yang telah menjadi kesepakatan tidak sepenuhnya Zionis taati. Akibatnya, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menunda pembebasan tawanan mereka.
Juru Bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida menegaskan pimpinan perlawanan telah mengamati selama tiga pekan terakhir pelanggaran musuh dan ketidakpatuhannya terhadap ketentuan perjanjian.
Demikian Kanal Telegram Akun Gaza Now, Selasa (11/2/2025) malam waktu Gaza atau pagi waktu Indonesia.
Berbagai bentuk pengingkaran terhadap kesepakatan gencatan senjata itu urai Abu Ubaidah adalah keterlambatan dalam pemulangan para pengungsi ke wilayah utara Jalur Gaza.
Serangan terhadap mereka dengan pengeboman dan tembakan berbagai wilayah, serta kegagalan dalam memasukkan bantuan kemanusiaan dalam segala bentuknya sesuai dengan yang telah menjadi kesepakatan.
Sementara itu, Hamas berikut faksi-faksi lainnya telah memenuhi semua kewajibannya.
“Penyerahan tawanan Zionis yang seharusnya bebas pada Sabtu, 15 Februari 2025, akan kami tunda hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sampai penjajah mematuhi perjanjian dan mengganti kewajiban yang belum mereka penuhi selama beberapa pekan terakhir secara retrospektif,” ungkap Abu Ubaidah.
Ubaidah menegaskan Hamas berikut faksi-faksi lainnya tetap berkomitmen terhadap perjanjian yang tertuang dalam memo gencatan senjata selama penjajah Israel juga mematuhinya. *
stp
Discussion about this post