Hal inilah yang sedang dipraktikkan oleh kaum perempuan dalam panggang kekuasaan.
Perempuan Indonesia kehilangan idealisme ketika sedang berada di lingkaran kekuasaan.
Godaan penyelewengan kekuasaan melalui tindak pidana korupsi hadir di ruang publik.
Karena itu tidak salah bila dikatakan bahwa perempuan dan laki-laki sama saja ketika sedang berkuasa.
Implikasinya adalah pesona perempuan sebagai mahluk suci dari perilaku korupsi menjadi runtuh.
Apakah kelemahan wanita-wanita Indonesia di uang? Jawabannya sangat benar dan fakta-fakta membuktikan hal itu.
Sekalipun sudah punya suami, tetapi masih tergoda dengan rayuan dan bujukan para pejabat pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan uang.
Reputasi baik Indonesia dimata dunia bisa menjadi buruk bila wanita-wanita Indonesia berakhlak dan bermoral buruk.
Demikian pula reputasi baik para gubernur, Bupati dan Walikota bahkan Kepala Desa akan tercoreng karena wanita.
Yakin saja, bahwa setiap peristiwa, ada pejabat pemerintahan yang tertangkap KPK, terlibat narkoba atau berurusan dengan aparat penegak hukum, pasti ada wanita di belakangnya bila di dalami kasusnya.
Tidak ada satu pun peristiwa pemerintahan di negeri ini yang tak lepas dari peran wanitanya.
Peran yang strategis para wanita Indonesia dalam kekuasaan tercermin dengan hadirnya organisasi wanita di setiap Lembaga/kementerian hingga pemerintahan daerah.
Bila di Polri kita mengenal Bhayangkari. Di lingkungan TNI-AD kita mengenal Persit. Di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah kita mengenal Dharma Wanita.
Peran-peran terbaik wanita dalam organisasi ini pada dasarnya adalah untuk mengawal para pejabat pemerintahan agar selalu dan senantiasa berada di garis susuh (Soewardi, 2001).
Garis susuh ini bermakna lurus-tinggi-kuat. Lurus menyangkut akhlak dan moral. Tinggi menyangkut Ilmu dan pengetahuan. Sedangkan Kuat menyangkut etos kerja.
Wanita-wanita Indonesia diharapkan memiliki akhlak dan moral yang terbaik, dapat menjaga dan menyayangi serta mencintai suaminya seorang pejabat pemerintahan atau pejabat negara.
Wanita-wanita Indonesia juga harus memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup sebagai istri pejabat, sehingga dapat membina organisasi wanita dengan baik dan benar.
Wanita-wanita Indonesia juga harus memiliki etos kerja, semangat kerja, disiplin kerja yang dapat memelihara, menjaga dan mengembangkan putra dan putrinya menjadi anak-anak Indonesia yang baik dan benar.
Keterlibatan perempuan dalam kekuasaan merupakan produk dari sejarah.
Discussion about this post