Reporter Sofyan Labolo
LUWUK, Luwuk Times.ID— Kesalahan pengelolaan sumber daya alam (SDA) menjadi penyebab utama, wilayah di daerah pemilihan (dapil) III menjadi kantong terbesar warga miskin di Kabupaten Banggai.
Pendapat ini disampaikan tokoh pemuda dapil III, Irfan Bungadjim (IB) kepada Luwuk Times, Rabu (23/06).
Terkait dengan pemaparan kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten Banggai, Ramli Tongko bahwa kemiskinan terbesar di daerah ini ada di wilayah kepala burung, bagi IB bukan hal yang baru didengarnya.
Sebab sejak dahulu dapil yang mencakup Kecamatan Lamala, Masama, Mantoh, Balantak, Balantak Utara dan Balantak Selatan itu menjadi penyuplai kemiskinan terbesar di daerah ini.
Tapi dilain sisi wilayah yang memiliki enam kecamatan itu memiliki potensi SDA yang melimpah.
“Ini membuktikan ada kesalahan dalam pengelolaan SDA di wilayah kami. Karena tidak sebanding antara fakta kemiskinan dengan potensi SDA yang justru melimpah,” kata IB.
Dari beberapa kali berganti rezim pemerintahan, masih terus menempatkan wilayah kepala burung berada di zona krisis ekonomi, yang implikasinya adanya kemiskinan terstruktur.
Baca juga: Di Banggai Kantong Kemiskinan ada di Wilayah Dapil III
“Wilayah kami miskinan, bukan karena masyarakarnya malas. Tapi belum seriusnya pemerintah dalam mendistribusikan kesejahteraan melalui penyediaan infra dan supra struktur yang menunjang kesejahteraan,” tekan mantan Ketua KNPI kabupaten Banggai itu.
Peraih 1.320 suara pada Pileg 2019 itu optimis, di era pemerintahan AT FM, pemerintah mampuh hadir untuk memberikan rasa optimisme masyarakat akan kesejahteraan.
“Saya yakin, pak AT sudah punya konsep jitu yang tepat saran, yaitu mendistribusian kesejahteraan rakyat khususnya di wilayah dapil 3 dengan parameter yang jelas dan terukur. Saya beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan pak AT dan beliau berkomitmen untuk itu,” beber Irfan.
Sosok yang disebut-sebut bakal menahkodai kembali KarangTaruna Kabupaten Banggai ini menguraikan, salah satu solusi yang bisa dilakukan, yaitu mengelola potensi SDA yang ada dan mengembalikanya kembali dalam bentuk program program dan kebijakan pembangunan yang terdistribusi hingga ke lapis bawah masyarakat.
“Saya garansikan, jika potensi alam baik sektor perikanan kelautan, pertanian dan perkebunan serta pertambangan terkelola dengan baik, dan ditunjang dengan perbaikan infra struktur jalan yang baik, maka paling tidak untuk 5 tahun kedepan kita mampu menekan angka kemiskinan yang ada,” kata pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Banggai ini.
Bahkan kata pegiat pemekaran Kabupaten Tompotika ini, termasuk Rp1 juta 1 pekarangan dan Rp500 juta setiap bumdes. Dan ini kata Irfan merupakan program kongkrit yang akan dilakukan oleh AT-FM dalam solusi kemiskinan di wilayah dapil tiga. *
Discussion about this post