JAKARTA, LUWUK TIMES- Pertamina EP Donggi Matindok Field, bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mempertahankan capaian PROPER Emas, penghargaan tertinggi penilaian program lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, atas perannya memberdayakan masyarakat adat Togong Tanga di Desa Leme-Leme Darat, Buko, Banggai Kepulauan.
Tahun ini, PEP DMF mengangkat program Simpul Emas (Sistem Pengolahan Madu dan Ekowisata Berbasis Masyarakat) sebagai kelanjutan dari program tahun sebelumnya Kokolomboi Lestari.
Tahun ini terdapat 4.495 perusahaan yang terdaftar dalam penilaian PROPER, di mana 85 perusahaan mendapat PROPER Emas, 227 perusahaan PROPER Hijau, 2.649 perusahaan PROPER Biru, 1.313 perusahaan PROPER Merah, dan 16 perusahaan dapat PROPER hitam.
“PEP Donggi Matindok Field sebagai salah satu pendukung ketersediaan energi terutama di Sulawesi Tengah saat ini sedang gencar mencari sumber cadangan baru. Dalam menjalankan peran tersebut, kami tetap berkomitmen untuk mewujudkan kinerja keberlanjutan. Program Simpul Emas merupakan salah satu upaya kami untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan dan menyelesaikan permasalahan di masyarakat rentan khususnya masyarakat adat Togong Tanga,” tutur GM Zona 13 Andry Sehang.
Program ini mengusung inovasi penciptaan mesin pasteurisasi dan vacum cooling untuk mengolah dan meningkatkan kualitas madu.
Alat tersebut mengadopsi proses produksi di dalam Central Processing Plan (CPP) diantaranya pada proses regenerasi Triethylene Glycol (TEG) pada sistem Dehydration Unit (DHU) untuk menghilangkan kandungan air pada gas yang kemudian diadopsi menjadi mesin pasteurisasi.
Proses pada pompa-pompa menggunakan prinsip Bernoulli dimana efek venturi pada mesin vacum cooling digunakan untuk mendapatkan tekanan ideal pada vacum chamber untuk mempercepat proses pendinginan dan menciptakan kondisi untuk menghalangi sifat higroskopis madu.
Field Manager PEP DMF Ridwan Kiay Demak menjelaskan bahwa salah satu keberhasilan program ini adalah terjadi pengembangan kawasan konservasi berbasis masyarakat adat, pemanfaatan hutan berbasis apikultur, dan pengembangan eko-edu wisata minat khusus.
Keberhasilan pelaksanaan program, mendorong masyarakat adat Togong-Tanga melakukan replikasi di 6 desa lainnya yaitu Desa Unu, Desa Olusi, Desa Mangais, Desa Meselesek, Desa Alul, dan Desa Komba-Komba.
“Dengan mereplikasi model konservasi yang sukses, masyarakat adat tidak hanya memperluas area perlindungan, tetapi juga menunjukkan kemampuan mereka dalam mengelola dan menjaga kelestarian hutan. Dengan membangun kepercayaan kepada masyarakat, mendorong adanya inisiatif dari masyarakat untuk bergerak lebih jauh yang selanjutnya inisiatif tersebut diadopsi. Dengan membangun trust, Perusahaan memberikan ruang bagi masyarakat untuk melakukan inisiatif, mendorong mereka mengadopsi dan pada akhirnya bersama-sama merayakan keberhasilan,” ujar Ridwan.
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore.
Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).*
Discussion about this post