Oleh: Zuli Agung Hanavi Irawan
POPULATION adalah keseluruhan jumlah jiwa atau individu yang ada dalam wilayah atau daerah. Populasi dapat diartikan sebagai gabungan dari orang, benda, atau apa saja yang dapat dijadikan akar dari pengambilan sampel. Oleh karena itu, Populasi ini mempunyai tolok ukur yang mencukupi syarat untuk digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
Populasi itu penting untuk melanjutkan sebuah peradaban. Populasi menjadi salah satu obyek keilmuan dan memiliki peran penting untuk dipelajari dengan tujuan untuk mengetahui proses revolution genetiknya. Faktor yang mempengaruhi Populasi diantaranya yaitu kelahiran,kematian, dan perpindahan penduduk. Populasi dapat mengalami penurunan atau yang sering dinamakan dengan depopulasi.
Korea Selatan adalah negara yang berada di benua asia dan memiliki kondisi ekonomi yang bagus serta kini negara Korea Selatan tergolong kedalam Negara maju. Korea Selatan bisa maju karena memiliki institusi politik dan ekonomi yang komprehensif. Warga Negara di sana benar-benar berkembang dan aktif di setiap bidang.
Dibalik kesuksesan Korea Selatan menjadi Negara Maju terdapat masalah yang begitu penting. Masalah tersebut adalah penurunan jumlah populasi penduduk. Pengurangan jumlah penduduk di Korea Selatan terjadi begitu cepat. Sebagai Negara yang memiliki tingkat ekonomi bagus namun Korea Selatan belum bisa menghadapi masalah terjadinya penurunan populasi.
Fenomena yang terjadi pada Korea Selatan yaitu Korea Selatan mengalami Depopulasi yang diakibatkan karena warga negara Korea Selatan memiliki ketakutan jika mempunyai anak maka hanya akan memberatkan hidup mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak ingin memiliki anak dan lebih mementingkan kebahagiaan sendiri dimasa yang sekarang. Fenomena tersebut merupakan hal yang dapat mengancam keberlangsungan hidup bangsa Korea Selatan. Jika Warga Negara menolak memiliki anak maka tidak memiliki keturunan jika tidak memiliki keturunan maka akan punah.
Korea Selatan akan punah jika masyarakat disana tidak memiliki keinginan untuk mempunyai anak, hal tersebut menandakan bahwa hidup di Korea Selatan adalah hal yang berat sehingga masyarakatnya memilih untuk menghidupi dirinya sendiri saja dan tidak menginginkan menambah beban hidup. Korea Selatan harus memiliki langkah yang tepat dalam menangani hal tersebut sehingga masyarakatnya dapat hidup seindah drama yang ditampilkan dilayar kaca.
Kenyataan hidup di Korea Selatan tidak seindah apa yang ditampilkan di drama. Faktanya, Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara yang menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Para ahli mengatakan bahwa penyebab bunuh diri sangat kompleks, bukan hanya karena masalah kesehatan pribadi dan mental tetapi juga terkait faktor ekonomi dan tekanan sosial. Fakta ini salah satunya terlihat dari laporan tentang sejumlah artis dan influencer Korea yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Kasus bunuh diri terjadi karena Masyarakat Korea Selatan tidak bisa bersantai. Hidup mereka selalu dikejar oleh waktu karena pekerjaan dan ini dapat mengakibatkan tekanan kepada hidup orang sehari-harinya. Hal lainnya yaitu Standar Akademik yang tidak realistis. Anak-anak SMP dan SMA di Korea tidak akan pulang rumah sebelum jam 10 malam. Mereka harus belajar, belajar dan belajar. Les sudah bukanlah pilihan, tapi kewajiban. Tidak ada tugas atau PR pun, mereka tetap harus duduk di meja dan belajar sampai larut malam. Akhirnya banyak dari mereka yang tidak bisa menikmati hidup mereka karena selalu ditekan dengan tuntutan belajar.
Discussion about this post