JAKARTA— Serangan Garda Revolusi Iran terhadap Israel menghentakkan dunia. Sepanjang sejarah, warga Israel yang menduduki wilayah Palestina yang mereka kuasai berpuluh puluh tahun, tak akan pernah melupakan serangan balasan tersebut.
Garda Revolusi Iran melancarkan serangan dengan mengirimkan rudal balistik. Rudal yang menyasar pangkalan militer Israel, 80 persennya mengenai sasaran. Bahkan, iron dome alat yang diklaim canggih di abad ini tak mampu mendeteksinya.
Dilansir dari saluran Telegram akun Al Jazeera mengabarkan serangan mematikan pasca-pengumuman invasi darat militer Israel yang dimulai pada Selasa tanggal 1 Oktober 2024.
Radio resmi Israel yang mengutip militer Israel menyebutkan bahwa lebih dari 250 rudal balistik menargetkan wilayah di Israel, termasuk pangkalan militer.
Otoritas Penyiaran Israel mengutip seorang pejabat tinggi Israel menegaskan akan merespons serangan Iran.
Korps Garda Revolusi Iran menekankan bahwa setiap respon militer Israel terhadap operasi ini akan dibalas dengan serangan yang lebih menghancurkan dan lebih kuat.
Axios mengutip pejabat Israel menekankan Dewan Keamanan Kabinet kecil mengadakan pertemuan di sebuah bunker pemerintah dekat Yerusalem.
“Ini adalah gelombang pertama serangan terhadap wilayah yang diduduki (tanah Palestina yang diduduki Israel),” tutur petinggi Korps Garda Revolusi Iran, Rabu (2/10/2024) pagi waktu setempat atau siang ini waktu Indonesia.
Kepolisian Israel mengakui dan merasa ada kekhawatiran tentang keberadaan orang bersenjata di daerah Herzliya di dalam hotel, dan pasukan polisi dipanggil untuk menyisir daerah tersebut
Serangan Iran terhadap Israel memantik reaksi Amerika Serikat. Washington Post mengutip pejabat Pentagon menyatakan, “Kami mengikuti berita peluncuran rudal ke Israel dan penilaian kami terhadap situasi tidak berubah secara mendasar,” tutur petinggi Pentagon sembari mengabari bahwa tidak ada laporan serangan terhadap pasukan Amerika di Israel.
Korps Garda Revolusi Iran menegaskan bahwa operasi ini dilakukan setelah masa menahan diri menyusul pembunuhan syahid mujahid Ismail Haniyeh, mantan Kepala Biro Politik Hamas saat berada di Iran untuk kepentingan menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru.
“Operasi ini dilakukan berdasarkan hak kami yang sah untuk membela diri,” ungkap petinggi Korps Garda Revolusi Iran.
“Kami menargetkan lokasi keamanan dan militer di pusat wilayah yang diduduki, dan rincian operasi akan diumumkan nanti,” tukas petinggi Korps Garda Revolusi Iran.
Wilayah udara Israel ditutup, dan penerbangan dialihkan ke bandara alternatif di luar Israel. * stp
Discussion about this post